Trump Desak Eropa Terapkan Tarif 100% ke China dan India

5 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Uni Eropa menjatuhkan tarif hingga 100% terhadap China dan India karena telah membeli minyak dari Rusia. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap Moskow agar segera menghentikan perang dengan Ukraina.

Trump menyampaikan permintaan itu saat menghadiri pertemuan dengan pejabat senior AS dan Uni Eropa di Washington. Menurut laporan Financial Times pada Selasa (9/9/2025) yang mengutip sumber dekat dengan diskusi tersebut, Washington juga siap “meniru” tarif apa pun yang diberlakukan Eropa terhadap China dan India.

Sebelumnya, AS telah memberlakukan tarif tambahan sebesar 25% terhadap impor dari India terkait pembelian minyak Rusia, sehingga total bea masuknya melonjak hingga 50%.

India mengecam langkah tersebut dengan menyebutnya “tidak adil, tidak dapat dibenarkan, dan tidak masuk akal,” seraya menuding AS dan Uni Eropa yang juga masih melakukan perdagangan dengan Rusia.

Perdagangan bilateral Uni Eropa (UE) dengan Rusia mencapai 67,5 miliar euro (sekitar USD 78,1 miliar atau Rp 1,2 kuadriliun, dengan estimasi kurs Rp 16.400/USD) pada tahun 2024.

Sementara itu, perdagangan jasa pada tahun 2023 tercatat sebesar 17,2 miliar euro (USD 20,1 miliar atau Rp 331,2 triliun), menurut data Komisi Eropa.

Perdagangan India dan Rusia

Di sisi lain, data Kedutaan Besar India di Moskow menunjukkan bahwa perdagangan bilateral antara India dan Rusia menembus rekor USD 68,7 miliar (sekitar Rp 1,1 kuadriliun) untuk periode dagang yang berakhir pada Maret 2025. Angka ini hampir 5,8 kali lipat lebih tinggi dibandingkan perdagangan pra-pandemi yang hanya mencapai USD 10,1 miliar (sekitar Rp 166 triliun).

China, pembeli minyak Rusia terbesar, sejauh ini terhindar dari tarif “sekunder” yang diberlakukan Trump setelah mencapai kesepakatan dengan Washington untuk menurunkan pungutan baru pada produknya menjadi 30%.

Usulan Trump muncul menyusul pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Alaska bulan lalu, yang hanya menghasilkan sedikit kemajuan dalam upaya gencatan senjata di Ukraina. Setelah pertemuan itu, Putin mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers bersama Trump bahwa “akar penyebab” konflik perlu diselesaikan demi tercapainya perdamaian yang berkelanjutan.

“Ada banyak sekali poin yang kami sepakati... Saya akan mengatakan ada beberapa poin penting yang belum sepenuhnya kami capai, tetapi kami telah membuat beberapa kemajuan,” kata Trump setelah pernyataan Putin bulan lalu, tanpa menjelaskannya secara lebih lanjut.

Belum Ada Hasil

Sementara upaya Washington menengahi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina belum membuahkan hasil, Putin tampaknya memperkuat hubungan dengan Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi selama pertemuan mereka di Organisasi Kerjasama Shanghai di Beijing minggu lalu.

Dalam unggahan di X pada Selasa malam waktu AS, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat dan India telah melanjutkan negosiasi perdagangan untuk mengatasi hambatan dagang. Menyebut Modi sebagai “teman yang sangat baik,” Trump yakin “tidak akan ada kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang sukses.”

Sementara itu, negosiasi Washington dengan China tampak menghadapi kendala. Kunjungan negosiator perdagangan China, Li Chenggang, ke Washington pada akhir Agustus hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |