Liputan6.com, Jakarta - Ketika ditanya tentang penyesalan finansial terbesar mereka pada 2025, sebagian besar orang Amerika Serikat mengaku menyesal karena tidak menabung cukup banyak. Hal ini terungkap dalam survei terbaru Bankrate.
Secara keseluruhan, 3 dari 4 responden mengatakan memiliki penyesalan finansial dalam setahun terakhir. Dari jumlah itu, sekitar 40% mengaku penyesalannya terkait tabungan, baik untuk pensiun, dana darurat, maupun pendidikan anak. Tema ini pun menjadi yang paling dominan dalam survei yang melibatkan 2.078 responden.
Sebagai perbandingan, 20% responden menyebut penyesalan terbesar mereka adalah menanggung terlalu banyak utang, khususnya dari kartu kredit atau pinjaman mahasiswa.
“Hal yang konsisten dari studi ini setiap tahun adalah kuatnya penyesalan soal ‘tidak cukup menabung untuk pensiun’. Persentasenya meningkat seiring bertambahnya usia, ketika masa pensiun semakin dekat,” ujar Stephen Kates, analis keuangan di Bankrate, dikutip dari CNBC, Jumat (22/8/2025).
Di antara mereka yang memiliki penyesalan, 43% mengatakan belum membuat kemajuan apa pun untuk mengatasi masalah tersebut selama setahun terakhir.
Saat ditanya apa yang paling bisa memperbaiki kondisi keuangan dalam waktu dekat, warga AS menyebut harga kebutuhan pokok yang lebih murah seperti bensin dan bahan makanan, disusul dengan peluang kerja lebih baik, sewa rumah lebih rendah, serta pasar saham yang naik.
Artikel 3 dari 4 Orang Menyesal Tak Punya Tabungan, Yuk Benahi Finansial menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com pada Jumat, 22 Agustus 2025. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum Sabtu, (23/8/2025):
1. 3 dari 4 Orang Menyesal Tak Punya Tabungan, Yuk Benahi Finansial!
Ketika ditanya tentang penyesalan finansial terbesar mereka di tahun 2025, sebagian besar orang Amerika mengaku menyesal karena tidak menabung cukup banyak. Hal ini terungkap dalam survei terbaru Bankrate.
Secara keseluruhan, 3 dari 4 responden mengatakan memiliki penyesalan finansial dalam setahun terakhir. Dari jumlah itu, sekitar 40% mengaku penyesalannya terkait tabungan — baik untuk pensiun, dana darurat, maupun pendidikan anak. Tema ini pun menjadi yang paling dominan dalam survei yang melibatkan 2.078 responden.
Sebagai perbandingan, 20% responden menyebut penyesalan terbesar mereka adalah menanggung terlalu banyak utang, khususnya dari kartu kredit atau pinjaman mahasiswa.
“Hal yang konsisten dari studi ini setiap tahun adalah kuatnya penyesalan soal ‘tidak cukup menabung untuk pensiun’. Persentasenya meningkat seiring bertambahnya usia, ketika masa pensiun semakin dekat,” ujar Stephen Kates, analis keuangan di Bankrate, dikutip dari CNBC, Jumat (22/8/2025).
2. Bahlil Lahadalia Bocorkan Pembicaraan dengan Prabowo Subianto di Hambalang Rabu Malam
Sejumlah menteri Kabinet Merah Putih (KMP) dipanggil oleh Presiden Prabowo Subianto ke Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (20/8/2025) malam lalu. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan bocoran soal topik yang dibahas.
Bahlil mengatakan sejumlah menteri dipanggil untuk membahas banyak hal. Diantaranya mengenai pertumbuhan ekonomi dan kontribusi terbesarnya.
"Kita bahas banyak hal, ya. Terkait dengan bagaimana pertumbuhan ekonomi, bagaimana di sektor pertambangan juga memberikan kontribusi," ucap Bahlil, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Dia menjelaskan, sektor tambang berkontribusi sekitar 15 persen pendatapan negara. Termasuk dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), hingga Pajak Penghasilan (PPh).
"Jadi salah satu yang menjadi andalan pendapatan negara itu di sektor ESDM. Yang berikut kita bicara tentang hilirisasi," tegasnya.
3. Sepatu Converse Produksi Batang Jawa Tengah Tembus Pasar Amerika
Investasi perusahaan multinasional pada bidang manufaktur di Indonesia masih terus tumbuh dan bertahan meski dalam situasi global yang penuh tekanan. Salah satu merek besar alas kaki, yakni Nike Inc. membuktikan komitmen investasinya dengan melakukan ekspor sepatu merek Converse yang diproduksi oleh industri alas kaki di Batang, Jawa Tengah.
Ekspor sepatu dari PT Yih Quan senilai USD 100.000 ke Amerika Serikat dan senilai USD 60.000 ke Australia tersebut dilepas oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kawasan Industri Terpadu Batang, Kamis (21/8/2025).
“Ekspor ini merupakan momentum yang menjadi bukti nyata kekuatan ekosistem industri alas kaki Indonesia, yang didukung oleh kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, kawasan industri Batang, asosiasi APRISINDO, dan buyer global seperti Nike,” tegas Menperin.
Ia melanjutkan, sinergi ini memastikan bahwa industri alas kaki Indonesia tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat inklusi sosial, serta menjawab tuntutan keberlanjutan pasar global.