The Fed Kembali Tahan Suku Bunga, Prediksi 2 Penurunan pada 2025

12 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu, 18 Juni 2025 waktu setempat. Langkah the Fed pertahankan suku bunga acuan di tengah harapan inflasi lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi lebih rendah ke depan.

Namun, ada peluang penurunan suku bunga sebanyak dua kali pada akhir 2025. Demikian mengutip CNBC, Kamis (19/6/2025).

Dengan pasar yang tidak mengharapkan peluang pergerakan bank sentral pekan ini, the Federal Open Market Committee (FOMC) mempertahankan target suku bunga di kisaran 4,25%-4,5% yang telah dipatok sejak Desember.

Seiring keputusan suku bunga, komite mengindikasikan melalui dot plot yang diawasi ketat kalau ada potensi pemangkasan suku bunga dua kali pada akhir 2025. Namun, komite memangkas pengurangan satu kali pada 2026 dan 2027.

 Dengan demikian diharapkan penurunan suku bunga sebanyak empat kali atau sekitar 1%.

Plot itu mengindikasikan ketidakpastian yang berkelanjutan dari pejabat the Fed mengenai masa depan suku bunga. Setiap titik mewakili harapan satu pejabat terhadap suku bunga. Terdapat perbedaan pendapat yang luas pada matriks tersebut, dengan prospek yang menunjukkan suku bunga dana federal sekitar 3,4% pada 2027.

Tujuh dari 19 peserta mengindikasikan mereka tidak menginginkan pemotongan suku bunga pada 2025, naik dari empat pada Maret. Namun, komite menyetujui pernyataan kebijakan itu dengan suara bulat.

Proyeksi ekonomi dari peserta rapat menunjukkan tekanan stagflasi lebih lanjut, dengan peserta melihat produk domestik bruto (PDB) meningkat pada kecepatan 1,4% pada 2025, dan inflasi mencapai 3%.

Prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) Turun

Prediksi yang direvisi dari pembaruan terakhir pada Maret menunjukkan penurunan sebesar 0,3 poin persentase untuk PDB dan peningkatan dalam jumlah yang sama untuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi.

Personal Consumption Expenditures Inti (PCE inti), yang menghilangkan harga pangan dan energi, diproyeksikan sebesar 3,1%, juga 0,3 poin persentase lebih tinggi. Prospek pengangguran mengalami sedikit revisi, hingga 4,5%, atau 0,1 poin persentase lebih tinggi dari bulan Maret dan 0,3 poin persentase di atas level saat ini.

Pernyataan FOMC tidak banyak berubah dari pertemuan Mei. Secara umum, ekonomi tumbuh pada "kecepatan yang solid," dengan pengangguran "rendah" dan inflasi "agak tinggi," kata komite tersebut.

Selain itu, komite mengindikasikan kekhawatiran yang lebih sedikit tentang gejolak ekonomi dan ketidakpastian atas kebijakan perdagangan Gedung Putih.

"Ketidakpastian tentang prospek ekonomi telah berkurang tetapi tetap tinggi. Komite memperhatikan risiko bagi kedua belah pihak dari mandat gandanya," kata komite tersebut.

Selama konferensi pers, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyarankan ada waktu untuk menunggu kejelasan lebih lanjut.

"Untuk saat ini, kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu untuk mempelajari lebih lanjut tentang kemungkinan arah ekonomi sebelum mempertimbangkan penyesuaian apa pun terhadap kebijakan kami," ujar Powell.

Saham AS berfluktuasi mendekati garis datar setelah pengumuman tersebut.

Trump Dorong Pemangkasan Suku Bunga

Meskipun pernyataan Fed tidak menjelaskan secara rinci mengapa ketidakpastian telah mereda, Presiden AS Donald Trump telah meredakan sebagian retorika perdagangannya yang berapi-api dan Gedung Putih tengah berada di tengah-tengah periode negosiasi selama 90 hari mengenai tarif.

Namun, retorika Trump terhadap Fed belum melunak. Sebelumnya pada Rabu, presiden kembali mengecam Powell dan koleganya karena tidak melakukan pelonggaran. Trump mengatakan suku bunga dana Fed seharusnya setidaknya 2 poin persentase lebih rendah dan mencemooh Powell sebagai "bodoh" karena tidak mendorong komite untuk memangkas.

Pejabat Fed enggan untuk bertindak, karena khawatir tarif yang diterapkan Trump tahun ini dapat menyebabkan inflasi dalam beberapa bulan mendatang.

Pengukur harga sejauh ini belum menunjukkan bahwa bea masuk berdampak besar. Penundaan penerapan tarif bersama dengan melemahnya permintaan konsumen dan penumpukan inventaris menjelang pengumuman "hari pembebasan" pada 2 April telah membantu menangkis dampaknya.

"Semua orang yang saya kenal memperkirakan peningkatan inflasi yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang akibat tarif karena seseorang harus membayar tarif tersebut," kata Powell.

Kata Pengamat

Konflik antara Israel dan Iran menambah ketidakpastian lain dalam bauran kebijakan, dengan prospek harga energi yang lebih tinggi sebagai faktor tambahan yang potensial untuk mencegah Fed melakukan pemangkasan. Pernyataan tersebut tidak menyebutkan pengaruh dari pertikaian Timur Tengah.

Ekonomi yang secara bertahap melemah dapat memberikan insentif untuk melakukan pemangkasan akhir tahun ini.

Data pasar tenaga kerja terkini menunjukkan PHK meningkat, pengangguran jangka panjang juga meningkat dan konsumen mengurangi pengeluaran. Penjualan eceran anjlok hampir 1% pada Mei dan data terkini mencerminkan pasar perumahan yang mendingin, dengan dimulainya pembangunan mencapai level terendah dalam lima tahun.

"Pada dasarnya mereka hanya berdiam diri, menunggu untuk melihat apakah tarif meningkatkan inflasi atau pasar kerja mulai goyah, dan bagian mana pun dari mandat ganda mereka yang terdampak terlebih dahulu kemungkinan akan memandu arah mana pun yang mereka ambil, meskipun biasnya masih ke arah pemangkasan suku bunga (atau setidaknya mempertahankan suku bunga tidak berubah; tidak menaikkan suku bunga)," kata Chief Investment Officer Northlight Asset Management, Chris Zaccarelli.

Pasar Terkejut

Zaccarelli tidak terkejut suku bunga tetap stabil. Namun, ia mengatakan pasar terkejut dengan komentar ketidakpastian telah "berkurang."

Namun, bagi Trump, pentingnya suku bunga yang lebih rendah berasal dari tingginya biaya pemerintah untuk biayai utang sebesar USD 36 triliun. Bunga utang itu akan mencapai USD 1,2 triliun pada 2025 dan melebihi semua pos anggaran lainnya kecuali jaminan sosial dan perawatan kesehatan.

The Fed terakhir kali memangkas utang pada Desember, dan imbal hasil treasury telah bertahan lebih tinggi sepanjang tahun, sehingga memberikan tekanan tambahan pada defisit anggaran yang akan mendekati USD 2 triliun atau lebih dari 6% dari PDB.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |