Ternyata Ini Alasan Bank Lambat Turunkan Suku Bunga Kredit

2 weeks ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat perbankan sekaligus Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute (TRI), Prianto Budi Saptono, menyoroti lambatnya industri perbankan dalam menurunkan suku bunga kredit.

Padahal, Bank Indonesia (BI) sejak awal tahun 2025 sudah memangkas suku bunga acuannya sebanyak empat kali.

Menurut Prianto, langkah BI menurunkan suku bunga dilakukan berdasarkan proyeksi inflasi yang masih rendah pada 2025 hingga 2026, yakni di kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen. Dengan stabilitas nilai tukar rupiah, BI menilai kebijakan moneter longgar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Di satu sisi, pemangkasan suku bunga acuan sebanyak empat kali dilatarbelakangi oleh keyakinan BI bahwa inflasi pada 2025 dan 2026 diproyeksikan masih rendah. Kisarannya di antara 2,5 persen plus minus 1 persen. Selain itu, nilai tukar rupiah diproyeksikan stabil,” kata Prianto kepada Liputan6.com, Kamis (21/8/2025).

Namun, di sisi lain keputusan BI memotong suku bunga secara agresif di luar ekspektasi pasar. Survei Bloomberg menunjukkan mayoritas ekonom memperkirakan suku bunga BI akan bertahan di level 5,25 persen, berbeda dengan realisasi kebijakan bank sentral.

“Cara pandang berbeda di antara BI dan ekonom di atas membuat perbankan berada di tengah-tengah ketidakpastian masa depan,” ujarnya.

Daya Beli dan Ketidakpastian Jadi Pertimbangan Bank

Prianto menambahkan, kondisi ketidakpastian global maupun domestik turut memengaruhi sikap konservatif perbankan. Meskipun BI sudah memberi sinyal longgar, bank-bank masih ragu mengubah struktur bunga pinjaman yang dinilai bisa memengaruhi profitabilitas mereka.

“BI maupun para ekonomi hanya membuat prediksi yang cara pandangnya berbeda, sehingga hasilnya juga berbeda. Kondisi demikian patut diduga membuat perbankan belum menurunkan suku bunga bank,” ujarnya.

Selain itu, isu pelemahan daya beli masyarakat juga menjadi faktor penting. Jika bank terburu-buru menurunkan bunga, risiko kredit macet bisa meningkat di tengah lemahnya konsumsi rumah tangga.

“Isu pelemahan daya beli masyarakat juga menjadi salah satu pertimbangan bagi perbankan. Volatilitas harga pangan juga masih terjadi ketika inflasi domestik dapat terkendali,” pungkasnya.

BI Pangkas Suku Bunga hingga 5%

Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuan menjadi 5 persen pada Agustus 2025. BI menurunkan suku bunga (BI Rate) sebesar 25 basis poin dari level sebelumnya. Keputusan ini diambil usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus 2025.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers, Rabu (20/8/2025).

Bank Indonesia juga turut menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen. Serta, suku bunga lending facility turun 25 basis poin menjadi 5,75 persen.

Perry menegaskan keputusan ini diambil sejalan dengan semakin rendahnya perkiraan inflasi pada 2025 hingga 2026. Perry memprediksi inflasi masih berada pada kisaransasaran 2,5±1%, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai kapasitas perekonomian.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |