Liputan6.com, Jakarta - Lowongan pekerjaan masih terus dicari oleh berbagai kalangan, baik yang telah memiliki pengalaman maupun seseorang yang baru lulus kuliah atau fresh graduated. Lantas, berapa gaji pertama yang dicari oleh fresh graduate?
Rafi (22 tahun) tak mau muluk-muluk dengan gaji yang dicari dari pekerjaan pertamanya. Dia memilih untuk mengikuti besaran Upah Minimum Regional (UMR) yang telah ditetapkan pemerintah.
Hanya saja, Rafi mencoba menghitung besaran gaji eyang layak untuk didapatkannya. Setidaknya, dia berharap bisa mendapat upah Rp 6-7 juta satu bulan di luar tunjangan.
"Kelayakan gaji yang saya inginkan berdasarkan skill dan pengetahuan yang saya miliki untuk di industri kerja per saat ini adalah sebesar Rp. 6-7 juta (per bulan)," kata Rafi, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jumat (25/4/2025).
Adapun, dia mengenyam pendidikan di Jurusan Hubungan Internasional President University. Konsentrasi pada human development jadi target bidang kerja yang disasarnya. Rafi menghitung setidaknya butuh pengeluaran Rp 100 ribu per hari untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian besar pengeluarannya dialokasikan untuk makan, diikuti oleh transportasi hingga biaya tak terduga.
Angka lebih tinggi diharapkan oleh Eno (23). Dia berharap bisa memperoleh gaji sebesar Rp 8 juta per bulan. Menurutnya angka itu layak untuk bidang digital marketing yang jadi konsentrasinya.
"Rp 8 juta, pekerjaan di bidang logistik, marketing digital, pabrik," ungkapnya.
Eno mengatakan, nominal tersebut dianggap bisa memenuhi kebutuhan bulanannya. Dalam hitungannya, dia perlu mengeluarkan Rp 5-7 juta per bulan untuk membiayai kebutuhannya sekaligus membantu ekonomi keluarga.
"Hitungan sederhananya Rp 5-7 juta. Dialokasikan ke keluarga seperti adik saya 2 masih sekolah di tingkat SMP dan SMA, saya perlu kasih orang tua karena Bapak saya sudah tidak ada," terangnya.
Diani (22), perempuan yang mengenyam pendidikan Statistik di Institut Pertanian Bogor (IPB) bahkan berharap mendapatkan gaji pertama sebesar Rp 10 juta per bulan. Menurutnya, angka itu pantas bagi seorang lulusan di bidang Statistik.
"Menurut saya angka layaknya di sekitar Rp 10 juta per bulan. Meski kebutuhan biaya hidupnya di bawah angka itu," katanya.