Liputan6.com, Jakarta Tatalogam Group melalui PT Tata Metal Lestari mengembangkan baja tahan korosi dan memiliki teknologi reflektif surya tinggi (solar reflective technology). Hal ini dilakukan melalui kerja sama dengan dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam hal penelitian dan pengembangan inovasi berkelanjutan.
Wakil Presiden Operasi Tatalogam Lestari, Stephanus Koeswandi, menjelaskan bahwa kolaborasi antara PT Tata Metal Lestari dan Pusat Unggulan Universitas Material dan Energi Bangunan Rendah Emisi (PUU MEB) UPI telah terjalin sejak tahun 2023.
Sebagai bentuk dukungan, Tata Metal Lestari telah membangun laboratorium dan menyediakan peralatan uji SRI (Solar Reflective Index) melalui program CSR mereka, guna mempercepat proses riset dan validasi teknologi.
Harapannya, produk yang dihasilkan dapat mendukung efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon dengan menurunkan suhu permukaan bangunan.
“Di tahun 2025 ini, kerja sama tersebut kembali diperpanjang kearah hilirisasi hasil riset menuju komersialisasi produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” terang Stephanus.
Produk hasil kolaborasi ini berupa aplikasi cat reflektif surya bernama BeCool pada material Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) warna. Produk ini dapat diaplikasikan pada rumah berbasis baja sebagai cladding atau penutup, yang mampu mereduksi panas di dalam ruangan maupun lingkungan sekitar.
Tekan Dampak Pemanasan Global
Stephanus berharap sinergi akademisi dan industri ini dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak pemanasan global.
Senada dengan Stephanus, Direktur Direktorat Inovasi, Hilirisasi dan Science Techno Park UPI, Ida Kaniawati, berharap perpanjangan kerja sama ini akan membuat produk hasil riset akademisi dapat dijangkau oleh berbagai kalangan.
Ia menjelaskan, inovasi cat berteknologi reflektif surya ini berawal dari riset yang dikembangkan oleh PUU MEB UPI yang diketuai oleh Dr. Eng Beta Paramita, lalu dikembangkan bersama PT Tata Metal Lestari dan diaplikasikan pada baja lapis.
“Hasil riset akademisi harus dihilirisasikan bersama industri, disertai pendaftaran kekayaan intelektual agar hasil riset dosen terlindungi dan memiliki nilai komersial yang kuat,” ujar Ida, seraya berharap inovasi ini menjadi solusi perumahan yang menggunakan material rendah emisi sehingga berdampak positif bagi lingkungan di Indonesia.
Dr. Eng Beta Paramita menambahkan, BeCool, cat reflektif surya untuk melapisi baja, memiliki kemampuan mereduksi panas dari cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan. Hal ini secara signifikan meningkatkan kenyamanan termal dalam ruangan (indoor thermal compound).
Rumah Reflektif Surya Indonesia
Bukti dari pengujian ini adalah Rumah Reflektif Surya Indonesia (Raflesia), rumah berbasis metal hasil kolaborasi mereka.
Rumah Raflesia, yang berdesain pasif dan material rendah karbon, diketahui memiliki emitansi 0,90, reflektansi matahari hingga 72,1 persen, dan serapan surya hingga 27,9 persen. Indeks Reflektan Surya (SRI) Rumah Raflesia mencapai 88.0.
“Kedepannya kami bersama PT Tata Metal Lestari dan PT Tatalogam Lestari akan terus mengembangkan Rumah Raflesia ini. Dari 70 rumah Raflesia yang sudah kami bangun di seluruh Indonesia sejak awal kerja sama tahun 2023 silam, dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat,” terang Beta.
Ia menambahkan, rumah ini dirancang sebagai rumah hemat energi, rendah emisi, dan memiliki masa pakai hingga 50 tahun.