Gapai Ketahanan Pangan dan Ekonomi, Desa Energi Berdikari PKT Bisa Jadi Solusi

2 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) mengimplementasikan Desa Energi Berdikari (DEB) Tahap II Wisata Kariangau di Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan.

Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini dirancang untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat pesisir melalui pemanfaatan energi bersih, inovasi pertanian dan perikanan, serta pengembangan wisata berbasis edukasi dan lingkungan, sejalan dengan Asta Cita Nomor 6 tentang pembangunan berkelanjutan dan pemerataan ekonomi. 

Pada tahap kedua ini, PTK melakukan penguatan signifikan pada infrastruktur produktif yang berfokus pada ketahanan pangan lokal (Asta Cita Nomor 2). Pengembangan dilakukan melalui peningkatan kapasitas budidaya ikan bioflok dari semula masing-masing 2 kolam berdiameter 3 meter dan 2 meter menjadi total 5 kolam untuk masing-masing ukuran.

Langkah ini mendorong peningkatan produktivitas ikan, efisiensi penggunaan air, serta keberlanjutan usaha perikanan sebagai sumber pangan dan pendapatan masyarakat.

Selain sektor perikanan, PTK juga memperluas pertanian berkelanjutan melalui pengembangan sistem hidroponik dari 1 rak menjadi total 4 rak hidroponik. Integrasi bioflok dan hidroponik membentuk ekosistem pangan lokal yang efisien, produktif, dan adaptif terhadap keterbatasan lahan pesisir.

Penguatan ini dilengkapi dengan revitalisasi Rumah Maggot, melalui penyediaan ruang budidaya khusus yang terpisah dari instalasi PLTS, guna mendukung pengelolaan limbah organik dan penyediaan pakan alternatif secara berkelanjutan. 

Manager Communication & Compliance PTK, Syafaat Yudha Perwira, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk membangun manfaat yang berkelanjutan.

“Program ini tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi membangun ekosistem. Masyarakat didorong untuk terlibat aktif, memiliki kapasitas, dan rasa kepemilikan agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang,” ujarnya. 

Keberlanjutan Bisnis

Direktur Utama PTK, I Ketut Laba, menegaskan bahwa keberlanjutan bisnis harus berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat.

Dampak program DEB Tahap II Wisata Kariangau dirasakan melalui peningkatan pendapatan kelompok binaan, penguatan kapasitas pengelolaan usaha berbasis pangan dan lingkungan, serta tumbuhnya kesadaran kolektif masyarakat dalam mengelola sumber daya secara bertanggung jawab.

Masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi berperan sebagai pelaku utama pembangunan ekonomi lokal yang berdaya tahan. Sebagai program TJSL berbasis dampak jangka panjang, DEB Tahap II Wisata Kariangau menempatkan partisipasi masyarakat sebagai kunci keberhasilan.

“PTK meyakini bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memberi dampak nyata. Melalui DEB Tahap II Wisata Kariangau, kami berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat pesisir, memperkuat ketahanan pangan, memperluas pemanfaatan energi bersih, dan menciptakan sumber penghidupan yang ramah lingkungan,” tegasnya. 

Lebih dari sekadar program TJSL, DEB Tahap II Wisata Kariangau menjadi model kemandirian desa yang berpotensi direplikasi di wilayah lain sebagai kontribusi nyata PTK dalam mendukung pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Rating ESG Pertamina Meningkat, Bukti Serius Jalankan Bisnis Energi Berkelanjutan

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) meraih pencapaian penting bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-68 setelah berhasil meningkatkan MSCI ESG Rating dari BB menjadi BBB. Selain itu, lembaga pemeringkat Sustainalytics juga memberikan ESG Risk Rating 23,4, yang menempatkan Pertamina dalam kategori Medium Risk. Dengan nilai tersebut, Pertamina berada di peringkat pertama dari 57 perusahaan dalam sub-industri minyak dan gas terintegrasi.

Capaian ganda dari dua lembaga rating internasional ini memperkuat posisi Pertamina sebagai perusahaan migas terintegrasi yang memiliki kinerja keberlanjutan kompetitif di tingkat global.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menyatakan bahwa peningkatan ini merupakan validasi atas arah transformasi perusahaan yang terus memperkuat tata kelola, kinerja lingkungan, serta program sosial di seluruh lini usaha.

“Peningkatan rating menjadi BBB adalah pengakuan internasional atas upaya Pertamina menjalankan bisnis yang lebih hijau, transparan, dan bertanggung jawab. Ini menjadi dorongan bagi kami untuk memperkuat kontribusi terhadap ketahanan energi nasional sekaligus mendukung target Net Zero Emission 2060,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/12/2025).

Kenaikan rating ini sekaligus menunjukkan tingginya kepercayaan lembaga internasional terhadap transformasi Pertamina menuju perusahaan energi yang lebih berkelanjutan.

Percepatan Transformasi Keberlanjutan

Momentum HUT ke-68 menjadi pengingat bagi Pertamina untuk memperkuat implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam seluruh operasional bisnisnya. Menurut Baron, penerapan ESG bukan sekadar komitmen lingkungan, tetapi juga strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan di tengah transisi energi global.

“Pertamina bergerak tidak hanya untuk memenuhi target bisnis, tetapi juga memastikan setiap langkah kami memperkuat ketahanan energi nasional. Implementasi ESG merupakan strategi Pertamina untuk meningkatkan daya saing di tengah perubahan global,” kata Baron.

Ia menjelaskan bahwa Pertamina kini memasuki fase percepatan transformasi keberlanjutan yang mencakup dekarbonisasi operasi, pengembangan energi baru dan terbarukan, circularity, hingga penguatan tata kelola perusahaan.

Perusahaan juga aktif mendorong investasi hijau sebagai upaya jangka panjang menuju bisnis yang lebih ramah lingkungan dan sesuai agenda Net Zero Emission 2060.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |