Liputan6.com, Jakarta PT Polytama Propindo (Polytama) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengakselerasi proyek strategis perusahaan melalui penguatan kolaborasi dengan Indonesia Infrastructure Finance (IIF).
Pada 10 Juni 2025 lalu, tim manajemen IIF melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek di Indramayu untuk meninjau progres pembangunan jetty, jaringan pipa, dan fasilitas Propylene Tank milik PT Polytama Propindo (Polytama). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian monitoring atas pembiayaan proyek senilai USD38,55 juta yang telah IIF salurkan kepada Polytama pada Desember 2024.
Nantinya, Jetty & Propylene Tank ini akan memperkuat rantai pasok Polipropilena Polytama sekaligus lebih memperkuat posisi Polytama di industri petrokimia. Proyek Pengembangan Polypropylene Plant Balongan (PPB) mendapatkan dukungan penuh dari PT Pertamina (Persero) melalui penyediaan bahan baku Propylene (C3) secara terintegrasi. Dukungan juga didapatkan dari PT Tuban Petriochemical Industries (TubanPetro) selaku pemegang saham penuh Polytama.
“Proyek Jetty bukan sekadar infrastruktur pendukung, ini merupakan bagian penting dalam rantai pengembangan proyek yang lebih besar, yaitu Proyek Pengembangan Polypropylene Plant Balongan (PPB). Saat ini, proyek PPB sedang dalam tahap akhir proses pemilihan kontraktor,” ungkap Presiden Direktur Polytama, Joko Pranoto dalam keterangan tertulis, Selasa (17/6/2025).
Pembangunan New Jetty dan Propylene Storage Tank ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampung bahan baku Propylene sebesar 3.000 ton dan memungkinkan penerimaan bahan baku melalui jalur laut dengan kapasitas sandar kapal cargo mulai dari 3.500 ton atau setara dengan 4.970 DWT sampai kapal cargo 10.000 ton atau setara dengan 17.400 DWT.
Fasilitas Jetty dilengkapi dengan Marine Loading Arm serta perpipaan sepanjang +/-1 km menuju Propylene Tank yang berada di on-shore.
Progres Pembangunan
Pembangunan fasilitas ini sudah dimulai sejak September 2024 dimana progress sampai saat ini sudah mencapai 27,1% dan ditargetkan selesai Q2-2026.
PPB merupakan proyek strategis dan penting bagi Polytama, mengingat saat ini kebutuhan polipropilena dalam negeri sebagian besar masih dipenuhi melalui impor — sekitar 62%. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang strategis bagi Polytama untuk memperkuat industri petrokimia nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri. Melalui proyek PPB, diharapkan mampu memperkuat kemandirian industri Petrokimia di Indonesia.
“Pengembangan PPB bukan sekadar peluang bisnis, tetapi bagian dari tanggung jawab nasional kami untuk memperkuat industri hilir petrokimia serta menekan ketergantungan terhadap produk impor,” tambah Joko.
Tim manajemen IIF yang hadir dalam kunjungan antara lain Presiden Komisaris IIF Darmin Nasution, dan Presiden Direktur IIF Rizki Pribadi Hasan, beserta jajaran direksi lainnya guna meninjau progres pembangunan jetty, pipa, dan fasilitas tangki propylene berkapasitas 3.000 ton yang sedang dikembangkan di kawasan pabrik Polytama.
Dukungan Finansial
IIF menegaskan bahwa keterlibatan dalam proyek ini bukan hanya sebatas dukungan finansial, tetapi bagian dari misi strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan sektor manufaktur bernilai tambah tinggi, khususnya di sektor hilir.
“Dukungan kami pada Proyek PPB sejalan dengan mandat kami dalam memperkuat struktur industri nasional melalui pembiayaan infrastruktur yang berkelanjutan dan berdampak luas. Kami mengapresiasi langkah Polytama dalam membangun ekosistem industri yang terintegrasi dan efisien”, ujar Rizki.
Direktur Polytama, Uray Azhari, turut menyampaikan harapannya agar sinergi dengan IIF ini dapat berlanjut di masa mendatang. “Kolaborasi kami dengan IIF tidak hanya akan berdampak pada Polytama, tapi juga pada peningkatan daya saing industri petrokimia nasional secara keseluruhan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari kunjungan tersebut, dilakukan kegiatan simbolis berupa penanaman pohon bersama di area hijau kompleks pabrik Polytama sebagai bentuk komitmen bersama terhadap aspek keberlanjutan dan lingkungan. Kegiatan ini menjadi momen penting yang menandai sinergi bukan hanya dalam aspek pembangunan fisik, tetapi juga pada nilai tanggung jawab sosial dan ekologi.
Isu Pengelolaan Plastik
Dalam sesi diskusi, Polytama juga menyampaikan pandangannya mengenai isu pengelolaan plastik di Indonesia. Sebagai produsen resin polipropilena, Polytama menegaskan pentingnya pendekatan bijak dalam penggunaan plastik serta pengelolaan limbahnya secara bertanggung jawab.
Dalam kesempatan diskusi, Polytama menyampaikan bahwa perusahaan terus melakukan edukasi agar publik lebih memahami jenis-jenis plastik ramah lingkungan, khususnya kode plastik 5 (PP), yang direkomendasikan untuk kemasan makanan karena tidak mengandung zat kimia beracun. Edukasi terus dilakukan Polytama agar masyarakat dapat turut serta dalam menciptakan rantai konsumsi plastik yang lebih aman dan berkelanjutan.
Polytama terus melakukan edukasi penggunaan serta pengelolaan plastik setelah pemakaian agar dilakukan secara bijak. Hal ini dilakukan sejalan dengan komitmen Polytama untuk keberlanjutan lingkungan.