Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menyampaikan komitmen pemerintahannya untuk mempercepat perbaikan ekonomi desa dan memperluas cakupan program makan bergizi gratis (MBG) sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional.
Salah satunta, Presiden Prabowo akan meluncurkan program pembangunan 25 ribu gudang improvisasi dan gudang-gudang koperasi di 80 ribu desa. Langkah ini diambil untuk mengatasi permasalahan pascapanen yang selama ini membuat hasil panen petani banyak terbuang sia-sia akibat keterlambatan distribusi.
“Saya bikin program kilat membuat gudang darurat, gudang improvisasi, kita akan bangun 25 ribu gudang improvisasi yang akan dibuat dari bahan-bahan yang lumayan bisa bertahan 5–10 tahun sambil nanti gudang yang benar akan kita bangun di tiap desa,” papar Presiden Prabowo dikutip dari laman setkab.go.id, Jumat (2/5/2025).
Tidak hanya itu, setiap koperasi desa nantinya akan dilengkapi cold storage untuk menjaga kualitas hasil panen seperti buah dan sayur, serta truk untuk mendukung distribusi logistik dari desa ke kota. Melalui langkah konkret tersebut, Presiden berharap tidak ada lagi hasil panen yang rusak karena keterlambatan distribusi, serta memperkuat ekonomi desa secara berkelanjutan.
“Tiap koperasi desa akan memiliki truk, minimal 80 ribu truk, sehingga begitu panen bisa dikirim ke penggiling padi, bisa dikirim ke Bulog, bisa dikirim ke pasar. Dari kota bisa membawa bahan-bahan yang diperlukan oleh rakyat di desa-desa,” ucap Presiden.
Sementara itu, dalam sambutannya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025, Kepala Negara menekankan bahwa program MBG telah menunjukkan hasil nyata dengan penerima manfaat yang terus bertambah.
“Hari ini sudah mencapai lebih dari 3 juta penerima manfaat dan dilaporkan kepada saya mungkin bulan depan akan sampai 4 juta dan seterusnya. Sasaran kita November 2025 ini akan mencapai seluruh 82,9 juta penerima manfaat anak-anak dan ibu-ibu hamil akan menerima makan bergizi tiap hari,” ujar dia.
Tingkatkan Gizi
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa program MBG tidak hanya meningkatkan gizi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian daerah. Hal tersebut dikarenakan adanya peredaran uang di desa yang meningkat hingga 4-5 kali lipat.
“Peningkatan 400 persen, 500 persen mungkin belum pernah terjadi di negara manapun dalam waktu-waktu belakangan ini,” ungkap Presiden.
Kepala Negara pun mengapresiasi pelaksanaan program MBG yang telah berjalan dan menunjukkan perkembangan positif. Presiden menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari cita-cita besar bangsa yang memerlukan tekad, keberanian, dan semangat pantang menyerah.
“Ini adalah hal yang penuh dengan cita-cita. Ini membutuhkan tekad, membutuhkan keberanian, membutuhkan semangat, dan itu akan kita lakukan. Kita akan buktikan ke dunia bahwa kita mampu melaksanakan hal-hal yang besar, hal-hal yang mendasar, hal-hal yang strategis, hal-hal yang bisa mengubah nasib suatu bangsa,” tutur Presiden.
Luhut Genjot Terciptanya Ekosistem Ekonomi Lokal dari Program MBG
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan pentingnya terbentuknya ekosistem yang mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut dia, program MBG tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, tetapi juga untuk memperkuat perekonomian lokal.
Luhut menyarankan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang saat ini berfungsi sebagai dapur penyedia makan bergizi, membeli bahan baku dari petani sayur, peternak telur, dan pelaku UMKM pangan di sekitar mereka. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem lokal yang saling mendukung.
"Dengan mendukung pembelian bahan baku lokal dari petani dan pelaku UMKM di sekitar SPPG, manfaat ekonomi dari program MBG akan meluas dan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar. Ini akan menciptakan ekosistem yang saling mendukung, yang pada akhirnya akan memperkuat ekonomi lokal," kata Luhut dalam keterangan tertulis, Kamis (1/5/2025).
Ditegaskan Luhut, kolaborasi antara SPPG, petani, peternak, dan pelaku UMKM akan menciptakan siklus ekonomi yang lebih kuat. SPPG yang mengolah bahan baku lokal akan membantu meningkatkan daya beli petani dan pelaku usaha kecil, sambil mempercepat perputaran ekonomi di daerah sekitar.
Kajian DEN menunjukkan, MBG memiliki potensi yang besar untuk menumbuhkan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan permintaan produk pangan dalam negeri, dan memperkuat ketahanan sosial.
Namun, pemantauan dan pengawasan yang ketat dalam implementasi program MBG juga sangat penting untuk dilakukan agar dampaknya dapat dirasakan secara maksimal.
Untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program, beberapa langkah penguatan implementasi juga diperlukan. Seperti business process review dan audit rutin oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Harus Didukung Tata Kelola Transparan
Luhut menekankan, ekosistem ini harus didukung oleh tata kelola yang transparan, pelibatan masyarakat, serta penggunaan data yang akurat dan konsisten.
Dengan melibatkan masyarakat dalam pengawasan, diharapkan rantai pasok dapat tetap terjaga, potensi kebocoran dapat diminimalkan, dan manfaat program dapat dirasakan tepat sasaran tanpa adanya penyimpangan.
"Kami ingin memastikan bahwa program MBG ini tidak hanya memberikan manfaat gizi bagi anak-anak, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian lokal dan mempercepat distribusi produk pangan dalam negeri," pungkas Luhut.