Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang adanya tambahan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) oleh badan usaha swasta pada 2026, tahun depan. Namun, kepastiannya masih menunggu hitungan proyeksi konsumsi hingga akhir tahun 2025 ini.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengatakan pihaknya masih menghitung kebutuhan SPBU Swasta untuk 2026.
"Kalau itu masih berproses dan data sudah masuk ke kami. Belum ditetapkan," kata Laode, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Dia membuka kemungkinan kuotanya akan lebih besar dibandingkan yang didapat SPBU swasta tahun ini. Pasalnya, dasar penghitungannya akan mengacu pada konsumsi hingga akhir 2025.
Adapun, pada 2025, SPBU swasta mendapat kuota 10 persen lebih tinggi dari 2024. Tambahan serupa kemungkinan akan diberikan untuk 2026 mendatang dengan mengacu pada konsumsi tahun ini.
"Kemungkinan seperti itu polanya. 100 plus 10 persen, tapi kan referensi tahunnya beda kan. Kalau kemarin tahun 2024, sekarang tahun 2025," jelas dia.
Ditetapkan Akhir November 2025
Laode menjelaskan, penghitungan konsumsi akan dilakukan hingga akhir November 2025, termasuk menghitung prognosa pada Desember 2025 mengacu pada tren sepanjang tahun.
"Ya, kita kan polanya itu harus ada prognosa dulu sampai dengan Desember. Jadi prognosa maksudnya bukan berarti akhir Desember ya. Kira-kira kita sudah akhir November, sudah lihat polanya di Desember seperti apa," tuturnya.
"Prognosa kan berarti kita harus hitung sampai dengan Desember tuh dia berapa sih. Nah itu harus dihitung dulu. Dan gambarannya nanti akhir November baru kita bisa kira-kira dapat gambaran. Karena ini nanti kan BBM menjelang Nataru ini ada pola dinamika juga," sambung Laode.
Peluang Tambahan
Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung buka kemungkinan untuk menambah kuota impor BBM mentah alias base fuel bagi operator SPBU swasta pada 2026.
Sebagai acuan, Kementerian ESDM bakal melihat angka penjualan BBM oleh SPBU swasta pada 2025. Namun, Yuliot belum bisa memastikan penambahan kuota itu nantinya akan seberapa besar. "Untuk tahun depan, kita akan memetakan kuota, berapa penjualan. Itu sesuai dengan ada penambahan setiap tahun. Penambahan itu ya kita akan evaluasi lagi," ujar dia saat ditemui di Kantor Kementerian P2MI/BP2MI, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Sinyal serupa juga sempat dilontarkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman. Ia mengungkapkan, pemerintah akan melonggarkan aturan mengenai tambahan kuota impor BBM bagi operator SPBU swasta pada 2026.
Tak Dibatasi 10 Persen
Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi potensi kelangkaan pasokan bensin di jaringan SPBU non-Pertamina, yang mulai terasa di beberapa wilayah.
Laode menjelaskan, pihaknya telah menerima pengajuan kebutuhan impor dari sejumlah operator SPBU swasta. Permohonan tersebut akan menjadi dasar evaluasi kementerian dalam menentukan besaran impor yang layak disetujui untuk tahun mendatang.
"Oh tidak, tidak (tak dibatasi 10%).Saya belum mau bocorkan, tetapi kita akan bikin mekanisme yang lebih baik,” kata Laode saat ditemui di Kementerian Investasi, Jakarta beberapa waktu lalu.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3029348/original/099783600_1579686479-20200122-Penguatan-Rupiah-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3546286/original/004546200_1629449459-Warren_Buffet.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406274/original/062122300_1762523239-Wakil_Menteri_Energi_dan_Sumber_Daya_Mineral__ESDM___Yuliot_Tanjung-1.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406263/original/088001800_1762522614-WhatsApp_Image_2025-11-07_at_20.28.38.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406258/original/013013600_1762522313-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5049763/original/077678000_1734078506-59b05831-2aa3-4537-bba6-19a1f866a0c3.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5202018/original/081952200_1745848757-8fe3048c-9730-4320-9de7-7387f3840566.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2101783/original/059169300_1524140045-20180119-Shell-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4604347/original/063189700_1696849824-IMG-20231009-WA0015.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4906373/original/053041300_1722444798-Pertamina_Foundation_seleksi2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4282588/original/045207500_1672910856-Imbas_potensi_perlambatan_ekonomi_nilai_rupiah_melemah_terhadap_dollar-ANGGA_7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385925/original/080516200_1760949010-8__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4805071/original/032646600_1713422349-SPBU_bp_Raffles_Hills.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405695/original/067707400_1762495746-1000146370.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4512638/original/012614400_1690198813-pertamax-green-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4955210/original/084692100_1727494685-82edf2ca-5bb6-416f-821b-6a8cf9dcabef.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406104/original/083954000_1762512179-77447094-c7c5-4858-8887-4629eb63ee2a.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406087/original/028578100_1762511935-460bedca-1888-4270-8675-360081ee1a6e.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4175414/original/003994800_1664441560-B40.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316269/original/095179300_1755230967-1000073188.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4103059/original/076150000_1658923818-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532289/original/028365400_1628161488-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1095897/original/096862700_1451317311-Gedung-PPATK-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5305552/original/006464400_1754356170-IMG-20250805-WA0000.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303419/original/005458100_1754102666-1000012531.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3181749/original/007438500_1594892571-20200716-Rupiah-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4592086/original/067091100_1695951584-WhatsApp_Image_2023-09-29_at_8.27.22_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3431559/original/018558900_1618622607-Ilustrasi_bank_jago_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5315930/original/011984600_1755179439-4a6f0e71-3a5a-4e3b-ab07-547e802acfa8.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4065432/original/001612500_1656325087-WhatsApp_Image_2022-06-27_at_5.08.03_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332516/original/077414500_1756509471-1000015044.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4729966/original/074920500_1706586460-taro-ohtani-5T5zmIqs0AM-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321249/original/062289700_1755667530-IMG-20250820-WA0003.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532284/original/011004900_1628161432-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286993/original/074006200_1752805243-d2d1ee03-3c3f-44c2-ad85-75e9d1363e62.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4465765/original/043413400_1686728194-Gedung_Kemenkeu_Jakarta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1071006/original/007793200_1448870952-20151130-Harga-Emas-Kembali-Buyback-AY3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309500/original/043626700_1754629772-Screenshot_20250808_120506_Chrome.jpg)