Sederet Pemimpin Dunia yang Bakal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

7 hours ago 5

Donald Trump mengumumkan di platform Truth Social miliknya bahwa ia dan ibu negara Melania akan menghadiri pemakaman Paus, yang menandai perjalanan luar negeri pertama dalam masa jabatan keduanya sebagai presiden AS.

Setelah berita wafatnya Paus Fransiskus tersebar, Trump memerintahkan agar semua bendera federal dan negara bagian dikibarkan setengah tiang untuk menghormati mendiang Paus. Ia menyebut Paus Fransiskus sebagai "orang yang sangat baik" yang "mencintai dunia" dan "ia terutama mencintai orang-orang yang sedang mengalami masa sulit".

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos Jr, yang akan hadir pada Sabtu, menggambarkan Fransiskus sebagai "Paus terbaik sepanjang hidup saya".

"Seorang pria dengan iman dan kerendahan hati yang mendalam, Paus Fransiskus memimpin tidak hanya dengan kebijaksanaan tetapi juga dengan hati yang terbuka bagi semua orang, terutama yang miskin dan yang terlupakan," ujar dia.

Filipina adalah salah satu negara dengan penganut Katolik terbanyak di dunia, dengan hampir 80% penduduk Filipina mengidentifikasi diri sebagai penganut Katolik Roma.Kunjungan terakhir Paus Fransiskus ke negara itu pada 2015 menarik perhatian enam juta orang dalam sebuah Misa di luar ruangan di ibu kota Manila, sebuah rekor untuk acara kepausan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Presiden Ukraina mengatakan akan pergi ke Kota Vatikan bersama ibu negara Olena Zelenska untuk menghadiri pemakaman. Namun, pada Jumat, ia mengatakan mungkin tidak dapat hadir karena sejumlah pertemuan militer, menyusul serangan di Kyiv pada hari Kamis.

Ia mengatakan ibu negara dan menteri luar negeri masih akan hadir. Dalam penghormatan sebelumnya kepada Paus Fransiskus, Zelensky mengatakan: "Ia tahu bagaimana memberi harapan, meringankan penderitaan melalui doa, dan memupuk persatuan."

"Ia berdoa untuk perdamaian di Ukraina dan untuk warga Ukraina."

Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Fransiskus berulang kali menyerukan perdamaian dan mengakhiri perang. Kedua pemimpin bertemu beberapa kali di Vatikan, terakhir pada Oktober lalu.

Setelah pertemuan itu, Paus Fransiskus menulis di X: "Semua bangsa memiliki hak untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan. Wilayah mereka tidak boleh diserang, dan kedaulatan mereka harus dihormati dan dijamin melalui perdamaian dan dialog."

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |