Rp 1.764 Triliun Kredit Disebar Bank Mandiri hingga September 2025

23 hours ago 14

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp 1.764,32 triliun hingga September 2025, tumbuh 11 persen secara tahunan atau year on year (YoY)

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional, yang tercatat sebesar 7,70 persen (YoY) menurut data Bank Indonesia (BI).

Adapun pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh seluruh segmen bisnis yang ditunjang oleh ekosistem bisnis di wilayah.

"Kami melihat sektor padat karya, industri berorientasi ekspor, serta industri makanan dan minuman masih menjadi motor pertumbuhan yang signifikan. Kredit yang disalurkan di sektor-sektor ini terbukti memberikan multiplier effect terhadap lapangan kerja dan daya beli masyarakat," kata Novita dalam paparan kinerja Kuartal III 2025 Bank Mandiri, Senin (27/10/2025).

Pertumbuhan kredit yang solid juga diikuti dengan manajemen risiko yang terjaga. Pada akhir September 2025, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross bank only tercatat 1,03 persen. Dengan rasio pencadangan atau coverage ratio tetap terjaga baik pada level 271 persen.

"Pertumbuhan yang berkelanjutan menjadi prioritas utama kami. Bank Mandiri memastikan setiap langkah ekspansi dijalankan secara terukur dan selaras dengan prinsip kehati-hatian serta tata kelola yang baik untuk menjaga kualitas aset dan kinerja perseroan," imbuhnya.

Promosi 1

DPK Tembus Rp 1.884 Triliun

Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 13 persen secara tahunan menjadi Rp1.884 triliun hingga akhir kuartal III 2025.

Komposisi current account savings account (CASA) tetap dominan sebesar 69,3 persen. Sehingga mampu menjaga efisiensi biaya dana dan memperkuat likuiditas perbankan.

"Pertumbuhan DPK yang solid tersebut didorong oleh peningkatan transaksi digital melalui Super App Livin’ by Mandiri, Livin’ Merchant, dan Kopra by Mandiri. Ketiga platform ini menjadi pilar utama akselerasi digital Bank Mandiri dalam memperluas layanan finansial dan mendorong efisiensi transaksi di seluruh segmen," tuturnya.

Bank Mandiri Sudah Salurkan Rp 41 Triliun Uang dari Purbaya, Sasar Sektor Ini

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan sekitar Rp 41 triliun dari total Rp 55 triliun dana saldo anggaran lebih (SAL) yang diberikan oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, hingga akhir September 2025.

Direktur Commercial Banking Bank Mandiri Totok Priyambodo mengatakan, dana tersebut sudah digelontorkan dalam bentuk kredit hanya dalam waktu 15 hari setelah pihaknya menerima itu dari Menkeu Purbaya.

"Amanah pemerintah melalui Kementerian Keuangan berupa penempatan dana sebesar Rp 55 triliun pada pertengahan September 2025, telah kami salurkan secara efektif sebesar Rp 41 triliun atau setara dengan 74 persen dari total penempatan hingga akhir September 2025, atau hanya dalam waktu kurang lebih 15 hari," bebernya dalam paparan kinerja Kuartal III 2025 Bank Mandiri secara virtual, Senin (27/10/2025).

Totok menyampaikan, dana Rp 41 triliun itu telah disebar kepada lebih dari 15 sektor strategis nasional, semisal yang berperan penting dalam ketahanan pangan dan energi.

Selanjutnya, penyaluran kredit juga tersalurkan secara efektif kepada lebih dari 24 ribu pelaku usaha UMKM. Toton mengklaim penyaluran kredit tersebut dibagi merata di 37 provinsi di seluruh Indonesia.

"Kami utamakan bahwa penyaluran kredit sejalan dengan strategi besar Bank Mandiri yang mengedepankan pertumbuhan ekosistem bisnis secara sehat, sehingga kualitas aset dapat terjaga dengan baik," tutur dia.

Purbaya Jamin Dana Rp 200 Triliun Tersalurkan

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan realisasi penyerapan dana pemerintah yang disalurkan kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terus meningkat. Dana tersebut disalurkan untuk memperkuat likuiditas serta mendukung pembiayaan produktif.

Beberapa bank bahkan telah mengajukan permintaan tambahan karena dana penempatan sebelumnya sudah terserap habis ke sektor riil.

"Yang berasal dari sebagian kecuali BTN belum lapor ya berapa, tapi yang lain sepertinya sudah makin besar penyerapannya. Tadi saya ketemu orang Danantara, sepertinya Mandiri akan minta lagi tuh karena uangnya sudah habis, yang Rp 55 triliun itu. Ya itu bagus ya, kita lihat seperti apa ini ya, kondisi ini. Kita akan lihat terus, kalau habis saya gelontorin lagi nanti," bebernya beberapa waktu lalu.

Selain untuk perbankan, dana pemerintah tersebut juga diarahkan untuk memperkuat pembiayaan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, yang menjadi bagian dari strategi pemberdayaan ekonomi desa. Dana Kopdes bisa diminta melalui Himbara.

Purbaya menyebut, bank penyalur hanya dikenakan kewajiban bunga 2 persen, sementara koperasi dapat langsung mengakses pendanaan setelah program siap dijalankan.

"Uangnya sudah saya dorong seluruh itu. Kan masih ada sisa tuh. Kalau mau pakai bisa pake ke sana. Pada dasarnya gini, begitu bank itu menyalurkan dalam untuk Kopdes, bayar saya hanya 2 persen kewajiban bayar saya tinggal 2 persen," kata Purbaya.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan dukungan pembiayaan dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) APBN 2025 sebesar Rp 16 triliun untuk memperluas kapasitas pendanaan di sektor produktif.

Tambahan dana ini di luar Rp 200 triliun yang telah ditempatkan di bank-bank Himbara. Purbaya menjelaskan, seluruh mekanisme penyaluran sudah tertata dengan baik dan tidak ada hambatan dari sisi anggaran.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |