Liputan6.com, Jakarta - Robert Kiyosaki, penulis buku terlaris Rich Dad Poor Dad, sekali lagi mempertimbangkan perubahan pasar kerja dan mendesak setiap orang untuk mengendalikan masa depan finansial mereka.
Bukunya telah menjadi sensasi global, dan masih menjadi buku terlaris selama lebih dari dua dekade dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa. Buku Robert Kiyosaki memberikan masukan kepada jutaan orang di seluruh dunia dengan pesannya tentang pendidikan finansial.
Dikutip dari news.bitcoin.com, sabtu (19/4/2025), Kiyosaki berbagi di platform media sosial X pada 16 April:
"Dalam dua tahun terakhir, jutaan orang telah kehilangan pekerjaan. Dalam beberapa tahun ke depan, jutaan orang lainnya akan kehilangan pekerjaan. Jika Anda merasa akan kehilangan pekerjaan, sebaiknya persiapkan diri Anda sekarang."
Penulis terkenal itu menggunakan ramalannya untuk mendorong orang agar berhenti bergantung pada keamanan kerja dan sebaliknya fokus pada kewirausahaan.
Ia mengajukan pertanyaan:
"Bagaimana seseorang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang wirausahawan? Presiden Trump dan saya adalah satu-satunya dua tokoh publik yang merekomendasikan untuk bergabung dengan perusahaan pemasaran jaringan yang menawarkan pelatihan dan pendidikan yang dibutuhkan semua wirausahawan."
Pemasaran jaringan melibatkan penjualan produk atau layanan melalui jaringan pribadi, dengan peserta mendapatkan komisi dari penjualan dan perekrutan.
Kiyosaki melihatnya sebagai cara berbiaya rendah untuk membangun keterampilan dan mendorong mereka yang menghadapi kehilangan pekerjaan untuk bergabung dengan perusahaan terkemuka paruh waktu.
Namun, model tersebut sering kali mendapat tingkat penolakan yang tinggi, kejenuhan pasar, dan ketidakstabilan pendapatan.
Kiyosaki telah lama memperingatkan tentang kemerosotan ekonomi, bahaya mata uang fiat, dan melemahnya dolar AS. Sebagai pendukung vokal aset seperti bitcoin, emas, dan perak, ia terus mendesak setiap orang untuk memprioritaskan pendidikan keuangan dan mengambil langkah proaktif menuju kemandirian dalam ekonomi yang tidak dapat diprediksi.
Ia baru-baru ini memperingatkan tentang dolar AS yang akan dihapuskan dan mendesak investor untuk membeli bitcoin, emas, dan perak untuk menjaga kekayaan mereka.
Terima Usulan KSPI, Prabowo Bakal Bentuk Satgas Khusus Tangani PHK
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menerima usulan dari Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, terkait pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Khusus yang menangani persoalan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Prabowo menilai gagasan tersebut penting untuk segera direalisasikan sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman PHK di sejumlah sektor industri.
Prabowo menyampaikan bahwa pembentukan Satgas PHK harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti perwakilan pemerintah, serikat pekerja, kalangan akademisi, hingga lembaga-lembaga seperti BPJS.
"Idenya Pak Said Iqbal aku akui ini sangat penting. Saya kira, bentuk Satgas PHK, segera! Libatkan pemerintah, serikat buruh, akademisi, libatkan BPJS dan sebagainya," kata Prabowo dalam acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI: Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional, di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta Selatan, ditulis Rabu (9/4/2025).
Ia menekankan bahwa tugas utama Satgas tersebut bukan hanya merespons gelombang PHK yang sedang berlangsung, namun juga memetakan peluang kerja yang masih tersedia. Dengan demikian, para pekerja yang terdampak PHK dapat segera diarahkan untuk mendapatkan pekerjaan baru atau peningkatan keterampilan.
"Dipetakan semua peluang lapangan kerja oleh Satgas PHK. Kita akan link and match dan pemerintah akan bantu. Misalnya, Mentan juga akan rencanakan kita akan lakukan investasi besar di sektor pertanian yang serap 8 juta pekerja," ujarnya.
Ia juga secara khusus meminta para menteri terkait, termasuk Menteri Koordinator dan Menteri Ketenagakerjaan, untuk segera menindaklanjuti inisiatif ini.
"Tolong Menko dan Menteri Ketenagakerjaan tolong ya," imbuh Presiden.
Badai PHK Bayangi Puluhan Ribu Buruh di RI
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan bahwa ancaman PHK masih membayangi puluhan ribu buruh di sektor-sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, elektronik, dan komponen otomotif.
"Ancaman PHK ini kami kalkulasi, sekali lagi ini baru kalkulasi, Pak Presiden, bisa jadi salah. Dalam tiga bulan ke depan, di industri-industri yang menjadi anggota serikat buruh itu, 50.000 lebih buruh terancam PHK," ujar Said.
Untuk itu, Said mengusulkan pembentukan Satgas Khusus PHK guna memastikan pemerintah memiliki kesiapan jika krisis ketenagakerjaan semakin memburuk.
"Izinkan, kami ada usulan dan saran di forum ini, yaitu segera dibentuk Satgas PHK. Jadi, nggak grabak-grubuk kalau nanti terjadi PHK, kita sudah siap, ada unsur APINDO, KADIN, serikat buruh, Kemnaker, Kementerian Perekonomian dan DPR," tegas Said.
Said juga menambahkan bahwa Satgas tersebut nantinya akan turut berperan dalam menjaga stabilitas hubungan industrial, termasuk mencegah potensi pemogokan akibat hak-hak pekerja yang tidak dipenuhi oleh perusahaan.
"Satgas ini juga akan mengeliminir mendeklinasi potensi pemogokan bilamana terjadi PHK, yang mengakibatkan hak-hak buruh tidak dibayar sesuai perundang-undangan," jelas Said.