Liputan6.com, Jakarta - Belanja online sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Dalam hitungan detik, kita bisa menemukan produk, menonton ulasan, dan menyelesaikan transaksi hanya dengan menekan tombol 'checkout'. Namun rupanya tombol kecil itu merupakan salah satu titik dari sebuah rantai ekonomi digital yang panjang dan saling terhubung.
Di balik satu video singkat yang Anda temui di TikTok, ada strategi, konsistensi, dan pemahaman mendalam tentang perilaku konsumen digital. Dan salah satu penggerak rantai ini adalah affiliator — mereka yang menjembatani antara produk dan pembeli melalui konten yang informatif dan persuasif.
Tuti (30), salah satu affiliator TikTok membagikan pengalamannya menjalani peran ini sejak pertengahan 2024. Dia adalah salah satu dari sekian banyak individu yang menghidupkan ekosistem ekonomi digital dari balik layar ponsel mereka.
“Aku mulai serius itu di pertengahan 2024. Sebelumnya udah pernah nyoba, tapi baru bener-bener tekun di tahun itu,” ungkap Tuti kepada Liputan6.com, Jumat (2/5/2025).
Platform yang ia pilih adalah TikTok, medium yang saat ini sedang naik daun untuk pemasaran digital. Ia mengunggah video ulasan produk, tutorial penggunaan, serta membagikan keunggulan produk yang ia promosikan.
Konten yang ia buat bersifat soft selling. Artinya, penonton tidak langsung diajak membeli, tetapi diberikan informasi yang menarik dan bermanfaat terlebih dahulu. Di akhir video, baru ia menyelipkan kalimat seperti,
“Kalau tertarik, bisa cek keranjang kuning,” atau “Pengen punya barang kayak gini juga? Detailnya ada di keranjang kuning,"
Tak Selalu Brand Besar
Produk-produk yang ia promosikan tidak selalu dari brand besar. Banyak di antaranya adalah alat-alat praktis untuk keperluan rumah dan perawatan diri. “Yang paling laris itu alat self-treatment, kayak IPL. Terus blender portable, chopper, sama alat pembersih sepatu juga lumayan,” jelas Tuti.
Menariknya, video lama pun tetap mendatangkan penjualan. Artinya, satu konten bisa memberikan hasil yang berkelanjutan—bukan sekadar viral sesaat.
Affiliator bekerja dengan mempromosikan produk atau layanan orang lain melalui link afiliasi yang mereka dapatkan setelah mendaftar pada program afiliasi. Mereka membuat konten di platform seperti blog, YouTube, atau TikTok, yang berisi ulasan atau rekomendasi produk.
Konten ini mengarah ke link afiliasi yang, jika diklik dan dibeli oleh pengunjung, akan menghasilkan komisi bagi affiliator. Pembayaran komisi ini bervariasi, tergantung pada kesepakatan, bisa berupa persentase dari penjualan, pembayaran per klik, atau komisi berdasarkan tindakan tertentu seperti pendaftaran atau download.
Pendapatan
Pendapatan yang didapatkan oleh affiliator berasal dari komisi yang dihitung berdasarkan penjualan atau tindakan yang berhasil dilakukan melalui link mereka. Model pembayaran bisa berupa komisi per transaksi (persentase penjualan), komisi per klik, atau komisi berulang untuk produk atau layanan berbasis langganan.
Semakin banyak orang yang membeli atau melakukan tindakan melalui link afiliasi yang mereka promosikan, semakin besar penghasilan yang diperoleh, menjadikan afiliasi sebagai cara fleksibel untuk menghasilkan uang secara online.