Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam (SDA) telah menyiapkan pembangunan tanggul di pesisir Teluk Jakarta Tahap 7. Sebagai bagian dari pembangunan tanggul pantai Jakarta yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan tanggul di pesisir Teluk Jakarta Tahap 7 ini merupakan langkah untuk mengatasi penurunan muka tanah (land subsidence) dan mengurangi risiko banjir di Jakarta dan sekitarnya.
"Pengamanan pesisir pantai merupakan salah satu program prioritas Kementerian PU dan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN)," kata Dody, Senin (9/6/2025).
Rencana pembangunan pengaman pantai di pesisir Teluk Jakarta Tahap 7 paket 1 di Kali Ancol dan Kali Dadap. Pembangunan tanggul Kali Ancol Paket 1 direncanakan sepanjang 100 meter bersumber dari APBN dan dilaksanakan secara single years contract (SYC) pada 2025. Status saat ini dalam persiapan lelang.
Sementara pembangunan tanggul Tahap 7 paket berikutnya direncanakan sepanjang 850 meter di Kali Ancol, Muara Baru Barat dan Cilincing.
Anggaran kegiatan ini dalam tahap pengusulan dengan sumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dilaksanakan secara multi years contract (MYC) 2026-2027.
1 Unit Sistem Polder di Kali Dadap
Pada tahap 7 ini juga akan dibangun satu unit sistem polder di Kali Dadap sebagai satu kesatuan sistem bangunan pengendali banjir yang terintegrasi dengan
Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) yang bersumber dari SBSN dilakukan secara MYC 2026-2027.
Hingga 2024 pembangunan tanggul pengaman pantai Jakarta oleh Kementerian PU telah mencapai total panjang 14,75 km terdiri dari enam tahap pekerjaan yang tersebar di kawasan Kalibaru, Kamal Muara, Muara Baru, Kali Ancol dan Dadap.
Sistem Pengendalian Banjir Terpadu
Kementerian PU menekankan, pembangunan tanggul laut merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir terpadu, yang juga mencakup penyediaan air bersih dan pengelolaan air limbah.
Upaya ini terintegrasi dengan pembangunan Bendungan Karian dan Jatiluhur untuk memenuhi kebutuhan air bersih serta Jakarta Sewerage Development System untuk meningkatkan kualitas air di wilayah hilir.
Pendekatan terintegrasi ini diharapkan tidak hanya mengurangi risiko banjir dan abrasi, melainkan juga mencegah land subsidence akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan.