Prediksi Harga Emas 13 Juni 2025: Siap-siap Tembus USD 3.400

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga emas akan terus menguat dan berpotensi menembus level USD 3.400 per troy ounce dalam waktu dekat. Prediksi ini dilihat dari kondisi geopolitik dan ekonomi global sebagai pendorong utama pergerakan harga logam mulia tersebut.

Menurut Ibrahim, salah satu pemicu utama lonjakan harga emas adalah kemungkinan tercapainya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Tiongkok terkait perang dagang yang telah lama membayangi pasar global.

"Emas bentar lagi menuju USD3.400, bisa saja kesepakatan AS dan Tiongkok masalah perang dagang," kata Ibrahim kepada Liputan6.com, Kamis (12/6/2025).

Presiden AS, Donald Trump, bahkan telah memberikan sinyal bahwa ia terbuka untuk memperpanjang masa penundaan tarif selama 90 hari yang sebelumnya diberlakukan sebagai bentuk negosiasi.

"Presiden Donald Trump telah mengisyaratkan bahwa ia terbuka untuk kemungkinan memperpanjang penundaan 90 hari untuk tarif "timbal balik" yang memberatkannya melampaui batas waktu awal bulan depan," ujarnya.

Sementara itu, harga emas sempat mengalami penurunan pada pembukaan pasar Eropa. Namun, penurunan ini justru dianggap sebagai sinyal kuat bahwa para investor besar tengah bersiap memborong emas di level harga terendah sebelum tren kenaikan dimulai.

"Turunnya Harga emas di pembukaan pasar Eropa isyarat investor besar akan memborong emas di Harga terendah," ujarnya.

Gerak Harga Emas Dunia Rabu

Harga emas menguat pada hari Rabu setelah data inflasi Amerika Serikat menunjukkan hasil yang lebih rendah dari ekspektasi. Hal ini meningkatkan keyakinan investor bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September. Faktor ini yang kemudian membawa harga emas naik lagi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (12/6/2025), harga emas spot naik 0,1% menjadi USD 3.324,72 per ons pada pukul 13:55 ET (17:55 GMT), setelah sempat menguat hingga 1% di awal sesi perdagangan.

Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup nyaris tidak berubah di USD 3.343,70. Data menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) hanya naik 0,1% pada bulan lalu, lebih rendah dari kenaikan 0,2% di bulan April.

Ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memperkirakan kenaikan CPI sebesar 0,2% dan pertumbuhan tahunan sebesar 2,5%.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Menguat

Menurut Tai Wong, seorang pedagang logam independen, angka inflasi inti yang lebih rendah dari perkiraan mendorong harga logam mulia naik karena imbal hasil obligasi dan nilai dolar menurun.

"Harapannya, data ini akan mempercepat langkah The Fed untuk memangkas suku bunga," ujarnya.

Saat ini, para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 68% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September, berdasarkan alat pemantau CME FedWatch.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |