Prabowo: Aneh, RI Negara Produsen Sawit Terbesar di Dunia Alami Kelangkaan Minyak Goreng

2 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto ingin mengembalikan Indonesia sesuai mandat yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar atau UUD 1945. Termasuk dalam penguasaan kekayaan sumber daya alam (SDA).

Menurut dia, kekuatan suatu negara terletak di bagaimana negara itu menguasai dan mengelola kekayaannya. Prabowo pun bingung Indonesia sempat kesulitan mendapat produk olahan dari kekayaan alam negerinya, semisal minyak goreng.

"Sungguh aneh, negara dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia pernah mengalami kelangkaan minyak goreng," kata Prabowo dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2025, Jumat (15/8/2025).

Prabowo juga tak habis pikir, Indonesia sebagai negara agraris kerap tidak berdaya, baik dalam proses produksi pertanian hingga hasil produksinya.

"Sungguh aneh, kita subsidi pupuk, subsidi alat pertanian, subsidi beras, tapi harga pangan tidak terjangkau oleh sebagian rakyat kita," singgung dia.

Menurut dia, seluruh keanehan itu terjadi lantaran para pelaku negara hari ini sudah meninggalkan petuah UUD 1945.

"Keanehan-keanehan ini bisa terjadi karena terdapat distorsi dalam sistem ekonomi kita. Bahwa sistem ekonomi yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, terutama di Pasal 33 ayat 1, 2, 3 dan 4, telah kita abaikan. Seolah-olah ayat-ayat dalam pasal itu tidak relevan dalam kehidupan kita yang modern di abad ke21 ini," tuturnya.

UUD 1945 Dianggap Pemikiran Lawas

Ia lantas melihat adanya kecenderungan, bahwa kaum elit Indonesia sekarang memandang pemikiran-pemikiran founding fathers seperti Soekarno dan Hatta sudah tidak lagi relevan.

"Sudah kuno, sudah lawas untuk tantangan abad ke-21. Pemikiran seperti itu adalah keliru. Generasi 45 adalah generasi yang mengalami penjajahan. Mereka mengalami imperialisme. Mereka menyaksikan kekayaan kita diangkut ke luar negeri selama ratusan tahun," imbuhnya.

Sehingga, ia menyebut fondasi negara yang mereka letakan melalui dokumen seperti UUD 1945 tidak terlalu panjang. Sangat eksplisit dalam menjelaskan tata cara pelaksanaan ekonomi dan demokrasi di Indonesia.

"Saya berkeyakinan, apabila kita jalankan rancang bangun yang sudah dibuat oleh para pendahulu kita, kita akan jadi negara yang kuat," tegas Prabowo.

Prabowo: Brasil Butuh 11 Tahun Jangkau 20 Juta Penerima MBG, Indonesia Cuma 7 Bulan

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan keberhasilan Indonesia dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu pencapaian strategis yang patut dibanggakan di kancah internasional.

Dalam kurun waktu 7 bulan, Indonesia telah menjangkau 20 juta penerima manfaat per hari, mulai dari anak sekolah hingga ibu hamil, hingga ibu menyusui. Prabowo membandingkan pencapaian ini dengan pengalaman Brasil.

"Dalam 7 bulan, kita berhasil mencapai apa yang negara-negara lain butuh bertahun-tahun. Brazil butuh 11 tahun untuk capai 40 juta Makan Bergizi Gratis setiap hari," kata Prabowo dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR-DPR RI, di Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Menurutnya, keberhasilan ini bukan tanpa tantangan. Pembangunan fisik dapur, pengelolaan rantai pasok, hingga pelatihan manajer dan pelaksana menjadi pekerjaan besar yang berhasil diselesaikan berkat kerja sama lintas sektor.

"Begitu banyak masalah manajemen yang harus dihadapi agar program ini berjalan dengan baik pembangunan fisik dapur, pengelolaan rantai pasok, pelatihan manajer-manajer dan pelaksana-pelaksana," ujarnya.

Gotong Royong Nasional Wujudkan MBG

Presiden mengapresiasi Kepala Badan Gizi Nasional beserta jajarannya, serta seluruh pihak yang terlibat, mulai dari TNI, Polri, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, ormas, koperasi, hingga yayasan. Semua bergotong royong membentuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di seluruh provinsi.

"Makan Bergizi Gratis bukan semata program sosial, melainkan fondasi untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. PBB mengatakan, "MBG adalah investasi terbaik sebuah bangsa"," ujarnya.

Prabowo menekankan bahwa program ini memiliki dampak ganda yakni meningkatkan kualitas SDM sekaligus menggerakkan ekonomi di tingkat desa.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |