PLTU Pangkalan Susu Terapkan Teknologi CCS, Lebih Bersih dan Berkelanjutan

2 weeks ago 14

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Indonesia Power mengimplementasikan transisi energi dan menurunkan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan, dengan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melaksanakan studi kelayakan penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS).

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta mengatakan, studi teknologi CCS dilakukan di salah satu Unit Bisnis Pembangkitan di Sumatera Utara, yaitu PLTU Pangkalan Susu. Program studi ini adalah salah satu komitmen PLN IP dalam menghadirkan pembangkit yang lebih bersih dan berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa kolaborasi dengan akademisi seperti ITB akan mempercepat transformasi energi nasional menuju Net Zero Emission. Teknologi CCS bukan hanya solusi teknis, tetapi juga simbol dari semangat inovasi dan tanggung jawab lingkungan yang kami junjung tinggi.” kata Bernadus, Selasa (19/8/2025).

Studi kelayakan ini diawali dengan kunjungan lapangan oleh tim ahli ITB ke PLTU Pangkalan Susu pada 4–6 Agustus 2025. Kegiatan tersebut mencakup peninjauan fasilitas pembangkit, diskusi teknis, serta pengumpulan data penting untuk menyusun kajian menyeluruh terhadap potensi penerapan CCS.

PLTU Pangkalan Susu, sebagai salah satu pembangkit utama di Sumatera Utara, dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi lokasi percontohan implementasi CCS pada pembangkit listrik berbasis batubara. Teknologi CCS memungkinkan penangkapan dan penyimpanan emisi karbon dari proses pembakaran, sehingga dapat menurunkan emisi secara signifikan tanpa mengorbankan keandalan pasokan listrik.

Analisis Teknis

Studi ini mencakup analisis teknis, operasional, keekonomian, dan dampak lingkungan. Beberapa topik penting yang dibahas meliputi kebutuhan steam, intensitas emisi CO₂, jalur pipa, serta identifikasi lokasi penerapan teknologi CCS yang potensial.

“PLN Indonesia Power terus membuka ruang kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa setiap langkah menuju dekarbonisasi dilakukan secara terukur, efisien, dan berdampak nyata bagi masa depan energi Indonesia," tuturnya.

Hasil studi ini akan menjadi dasar dalam perencanaan desain teknis, estimasi biaya, dan strategi implementasi jangka panjang. PLN Indonesia Power terus membuka ruang kolaborasi dengan akademisi, pemerintah, dan mitra internasional guna mempercepat pencapaian target Net Zero Emission.

Anak Usaha PLN dan Pertamina Bangun Energi Panas Bumi sebesar 530 MW

Sebelumnya, PT PLN Indonesia Power (PLN IP) berkolaborasi dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) untuk mengembangkan energi panas bumi sebesar 530 MW. Aksi ini untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi sebagai bagian dari transisi energi nasional.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, menyatakan bahwa PLN IP berkomitmen menjadi penggerak utama serta menjadi pemimpin percepatan transformasi dalam pengembangan energi bersih.

“Kami percaya bahwa pengembangan panas bumi bukan hanya solusi jangka panjang untuk penyediaan energi yang andal dan berkelanjutan, tetapi juga wujud nyata kontribusi BUMN dalam mendukung agenda pembangunan rendah karbon. Melalui konsorsium ini, kami memastikan proses pengadaan dan pembangunan dilakukan secara efisien, transparan, dan berorientasi pada hasil," kata Bernadus, Sabtu (16/8/2025).

Bernadus mengungkapkan, PLN IP dan PGE sepakat menjajaki pengembangan energi panas bumi berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), dengan total kapasitas indikatif mencapai 530 MW. Proyek-proyek tersebut berada dalam status Brownfield, Yellowfield, dan Greenfield.

Proyek PLTP

Kolaborasi yang ditandai penandatanganan Head of Agreement (HoA) ini merupakan bagian dari komitmen kedua perusahaan dalam mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060 dan Enhanced National Determined Contribution (ENDC) 2030, serta memperkuat bauran energi baru terbarukan di Indonesia.

Kedua perusahaan juga sepakat dalam pembentukan konsorsium untuk dua proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Ulubelu dan Lahendong.

PLN IP dan PGE membetuk konsorsium untuk mengerjakan proyek PLTP Ulubelu Binary Unit berkapasitas 30 MW di Provinsi Lampung dan PLTP Lahendong Binary Unit berkapasitas 15 MW di Sulawesi Utara.

Saat ini, kedua proyek tersebut dalam proses pengadaan IPP di PT PLN (Persero) dan akan membentuk Joint Venture Company (JVC) setelah menerima Surat Penunjukkan dari PLN.

Kedua proyek ini merupakan bagian dari pengadaan pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) untuk wilayah Sumatera dan Sulawesi, dan menjadi bukti nyata sinergi BUMN dalam mendukung pengembangan energi baru terbarukan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |