Liputan6.com, Jakarta PLN Indonesia Power (PLN IP) mengoperasikan Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 2 atau Pembangkit Listrik Kapal dengan daya mampu 56,919 Megawatt (MW). Pembangkit listrik inovatif yang terpasang pada kapal tongkang ini akan memperkuat sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, BMPP Nusantara 2 merupakan hasil kolaborasi strategis antara PLN Indonesia Power dan PAL Indonesia ini telah mencapai Commercial Operation Date (COD) pada tanggal 1 April 2025 yang berlokasi di Desa Wolo, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
“BMPP Nusantara 2 adalah simbol kemajuan inovasi kelistrikan nasional. Dengan sistem pembangkit yang fleksibel dan mobile, kami mampu menjawab tantangan geografis Indonesia secara efisien.
Pengoperasian BMPP Nusantara 2 ini menandai pencapaian penting dalam pembangunan mobile power plant modern oleh putra-putri bangsa. Dengan kapasitas terpasang 60 MW, pembangkit ini terintegrasi dalam sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) dan menyumbang sekitar 3 persen dari total kebutuhan listrik di sistem tersebut.
Menurut Edwin, kehadiran BMPP Nusantara 2 menjadi wujud komitmen PLN dalam menjamin keandalan pasokan listrik, sekaligus mendukung kebijakan energi nasional.
"Ini juga menunjukkan kemampuan anak bangsa dalam merancang dan membangun pembangkit berbasis kapal bersama PAL Indonesia,” ujar Edwin.
Dukung RUPTL
Lebih dari itu, operasional BMPP Nusantara 2 merupakan bagian dari dukungan PLN terhadap implementasi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang dicanangkan pemerintah, serta sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam memperluas akses energi berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Selain menjamin keandalan sistem Sulbagsel, pembangkit ini juga memperkuat posisi PLN Indonesia Power dalam mengembangkan solusi kelistrikan yang tanggap terhadap kebutuhan wilayah dengan akses infrastruktur terbatas. BMPP menjadi alternatif strategis untuk penyediaan listrik yang cepat, andal dan fleksibel.
PLN Indonesia Power optimistis bahwa kehadiran pembangkit ini akan memberikan dampak positif bagi percepatan pembangunan ekonomi, peningkatan investasi dan pemerataan akses listrik di kawasan timur Indonesia.
Indonesia Punya Potensi EBT 3.700 GW, Rosan: yang Aktif Baru 1%
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani mengungkapkan bahwa total potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia mencapai 3.700 gigawatt. Namun, kapasitas yang sudah terpasang sejauh ini baru mencapai 15 gigawatt.
Artinya, EBT yang aktif belum mencapai 1 persen dari total potensi nasional.
“Potensi energi terbarukan Indonesia hampir mencapai 3.700 gigawatt. Namun, kapasitas terpasang saat ini hanya sekitar 15 gigawatt. Jadi sebenarnya kurang dari 1 persen,” kata Rosan dalam kegiatan ICC 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Rosan menjelaskan, potensi EBT tersebar di berbagai sumber mulai dari tenaga surya, tenaga air, biomassa, bioenergi, hingga panas bumi.
Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, Rosan menekankan pentingnya percepatan investasi di sektor EBT, termasuk reformasi regulasi dan penyederhanaan birokrasi.
“Pemerintah terus melakukan reformasi dalam hal kebijakan, regulasi, dan juga dalam hal memangkas birokrasi. Saat ini kita juga sedang membentuk gugus tugas deregulasi untuk memastikan kita memiliki iklim investasi dan industri yang lebih baik,” jelas dia.
Jurus PLN Capai Target Listrik EBT 52,9 MW
Diwartakan sebelumnya, PT PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan energi panas bumi untuk menambah kapasitas listrik dari energi baru terbarukan (EBT), yang ditargetkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 sebesar 52,9 Gigawatt (GW).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLN IP menegaskan komitmennya sebagai penggerak utama pengembangan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi untuk mendukung akselerasi transisi energi nasional.
Sehingga energi tersebut menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga ketahanan energi dan mengurangi emisi karbon.
“Kami memandang panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi di Indonesia. Dengan kapasitas teknis dan infrastruktur yang kami miliki, serta peran PLN Indonesia Geothermal sebagai key player PLTP di tanah air, kami siap mengoptimalkan potensi yang ada,” kata Edwin, Jumat (30/5/2025).