PLN Ikut Ekspor Listrik ke Singapura? Bahlil: Bisa Iya, Bisa Tidak

14 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi meneken Nota Kesepahaman (MoU) ekspor listrik bersih ke Singapura. Lantas, siapa saja perusahaan yang akan terlibat?

Bahlil mengatakan, perusahaan swasta yang dipastikan akan terlibat dalam proses ekspor listrik hasil energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura. Dia membuka kemungkinan BUMN listrik PT PLN (Persero) juga turut ambil bagian.

"Perusahaan yang terlibat swasta. Ya, PLN bisa iya, bisa tidak," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, ditulis Sabtu (14/6/2025).

Dia menjelaskan, PLN saat ini memiliki tanggung jawab yang tidak kecil. Misalnya, perlunya PLN untuk membangun pembangkit 69 gigawatt (GW) hingga 2034, belum lagi jika menghitung tugasnya membangung jaringan.

"PLN ini kan perusahaan listrik negara yang tanggung jawabnya besar, dia harus membangun 69 gigawatt sampai dengan 2034, dia harus membangun jaringan 48 ribu km sirkuit atau 8 ribu kilometer," terangnya.

Atas tugas tersebut, Bahlil tak mau gegabah menyuruh PLN untuk terlibat ekspor listri ke Singapura. Namun, hal itu bisa terjadi jika PLN mampu menjalankan tugasnya. "Jadi kita lihat kemampuannya dulu, kalau kemampuannya bagus, ya oke. Kalau tidak, kita harus fokuskan dulu pada kebutuhan pelayanan publik," tegasnya.

Sumber Listrik

Pada kesempatan itu, Bahlil juga mengungkap sumber listrik bersih yang akan diekspor ke Singapura. Nantinya, listrik itu tak sebatas dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Tapi, dia juga membuka kemungkinan adanya suplai listrik dari sumber lain seperti tenaga angin dan lainnya.

"Tidak menutup kemungkinan. Ada PLTS, ada angin, ada macam-macam lah, nanti kita lihat," ujarnya.

Teken MoU Ekspor Listrik ke Singapura

Diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bersama pemerintah Singapura. Salah satunya berkaitan ekspor listrik ke Singapura.

Ekspor listrik energi baru terbarukan (EBT) menjadi salah satu dari tiga MoU yang ditandatangani Bahlil. Hal tersebut jadi bagian kerja sama antara kedua negara.

"Saya yakin hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam proses panjang untuk menunjukkan komitmen antara pemerintah Singapura dan Indonesia dalam melakukan kerja sama pada energi hijau," ungkap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Saling Untung

"Khususnya ada tiga poin yaitu adalah perdagangan listrik, energi yang bersih kemudian, CCS (carbon capture and storage) dan yang ketiga adalah kita membangun kawasan industri hijau bersama di Kepri (Kepulauan Riau)," sambungnya.

Dia menegaskan, kerja sama Indonesia-Singapura ini harus saling menguntungkan keduanya. Ketika Indonesia mengirim listriknya, maka Singapura juga perlu ikut terlibat dalam pembangunan industri di dalam negeri.

"Kita kirim listrik ke saudara kita di Singapura, sekarang dalam negosiasi, nanti pemerintah Singapura bersama-sama dengan Indonesia untuk membangun kawasan industri bersama. Kita membangun hilirisasi di sini dan teman-teman kita di sana, saudara-saudara kita di Singapura kita kirim energi baru terbarukan," tuturnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |