Liputan6.com, Jakarta Program Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) gencar dilakukan untuk memperluas cakupan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh Indonesia.
Salah satu sasaran program pembiayaan UMKM itu adalah pesantren. Nantinya, dengan pembiayaan UMKM tersebut pesantren dapat membangun Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG).
Melihat hal itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, pelibatan UMKM sebagai bagian dari rantai pasok bahan pangan akan memperkuat dampak ekonomi dalam program MBG.
"Misalnya, pembelian gabah, beras, dan komoditas lokal dalam skala besar melalui BULOG mampu menjaga stabilitas harga dan meningkatkan pendapatan petani," ujarnya.
Namun, Josua mengingatkan bahwa keberhasilan program MBG bergantung pada validitas data penerima manfaat, transparansi distribusi, dan pengawasan yang ketat.
“Pemerintah harus mengantisipasi potensi inefisiensi agar MBG tidak hanya menjadi belanja sosial jangka pendek, melainkan benar-benar menjadi investasi pembangunan nasional yang menyeluruh,” ucapnya.
Dukung Penuh Program MBG
Sebelumnya, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Komite Percepatan Pemberdayaan Masyarakat berkolaborasi untuk menyalurkan pembiayaan ke UMKM, khususnya pesantren.
Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ismed Saputra mendukung terciptanya kolaborasi tersebut agar program MBG dapat berjalan dengan baik.
“PIP dapat support melalui pelaksanaan tugas dan fungsi PIP dalam ekosistem Pembiayaan UMKM,” ujarnya.
Selaras dengan itu, Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan mengapresiasi inisiasi kerja sama itu.
“Harapannya hal ini dapat mempercepat pembangunan SPPG yang berdampak dalam menggerakkan UMKM pemasok SPPG di lingkungan pesantren sehingga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
SPPG di Pesantren
Peletakan batu pertama pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) secara simbolis dilakukan di kompleks Pondok Pesantren API ASRI Tegalrejo, Magelang, Senin (23/6/2025).
Kegiatan itu pun menjadi bagian dari peluncuran program 1.000 SPPG Pesantren yang digagas pemerintah untuk memperkuat ketahanan gizi di lingkungan pesantren seluruh Indonesia.
Diharapkan, Program 1.000 SPPG tidak hanya memberikan pemenuhan gizi secara langsung kepada para santri, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas lokal, dan menjadi model kolaborasi lintas sektor yang bisa direplikasi di seluruh pelosok Tanah Air.
(*)