Impor Minyak Mentah dan LPG dari AS, Bahlil Jamin Harga BBM Subsidi Tak Naik

4 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan, Indonesia bakal melakukan impor energi dari Amerika Serikat (AS) untuk komoditas minyak mentah (crude) dan LPG, termasuk impor BBM. Dengan nilai di kisaran USD 10-15 miliar.

Proposal ini diajukan seiring dengan kesuksesan pemerintah melobi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk menurunkan impor tarif dari barang-barang Indonesia ke Negeri Paman Sam, dari 32 persen menjadi 19 persen.

"Sudah barang tentu dalam negosiasi itu salah satu materinya adalah proposal Indonesia kepada Amerika, yang membeli kurang lebih sekitar USD 10-15 miliar (untuk) LPG, kemudian BBM dan crude," jelas Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/7/2025).

Adapun sebelumnya, Indonesia banyak melakukan impor BBM dari negara tetangga, Singapura. Namun demi negosiasi tarif Trump, Pemerintah RI coba mengalihkannya untuk mendatangkan langsung dari Amerika Serikat.

Upaya itu ditengarai bakal membuat ongkos transportasi untuk mendatangkan LPG dan BBM impor menjadi lebih tinggi. Kendati begitu, Bahlil menjamin pemerintah telah membuat hitungan agar skenario tersebut tidak sampai mengganggu alokasi subsidi untuk barang-barang seperti LPG 3 kg hingga Pertalite.

"Semuanya kita akan hitung sesuai dengan harga keekonomian yang sama. Harus saling menguntungkan. Dan, kita pingin negara kita juga mendapatkan harga yang seefisien mungkin," urai Bahlil.

Berikan Arahan Teknis Pada Pertamina

Untuk itu, Kementerian ESDM nantinya bakal memberikan arahan teknis kepada Pertamina, selaku Holding BUMN penyalur komoditas energi bersubsidi semisal LPG 3 kg dan BBM jenis Pertalite.

Sehingga, impor energi dari Amerika Serikat nantinya tidak sampai merusak harga LPG dan BBM subsidi.

"Dengan proses deal negosiasi ini, maka kami dari ESDM sudah harus melakukan langkah-langkah dalam rangka menindaklanjuti, dengan khususnya Pertamina. Setelah itu baru saya akan melaporkan perkembangan terhadap perkembangan terakhir," tuturnya.

Trump Pangkas Tarif Jadi 19%, Impor Minyak dan LPG dari AS Masih Dibahas

Sebelumnya, Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Todotua Pasaribu mengungkapkan, rencana impor energi dari Amerika Serikat (AS) ke Indonesia senilai USD 15,5 miliar atau sekitar Rp 252,44 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.286), masih dalam tahap pembicaraan. 

Pernyataan itu muncul usai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memutuskan untuk memangkas tarif impor untuk Indonesia, dari sebelumnya 32% menjadi 19%. 

"Masih pembicaraan mengenai itu (impor energi)," ujar Todotua di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Adapun impor energi tersebut jadi salah satu strategi Indonesia untuk berunding dengan Amerika Serikat. Dengan menawarkan perjanjian impor minyak mentah dan LPG dari Negeri Paman Sam. 

Todotua yang juga merupakan Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM menyampaikan, pemangkasan tarif Trump menjadi 19 persen merupakan bukti Amerika Serikat memandang Indonesia sebagai negara mitra yang strategis. 

"Ya artinya kalau mau berbicara begitu negara kita strategik. Artinya, Amerika sudah mau untuk menurunkan dari 32 persen ke 19 persen. Artinya, Amerika pun sendiri sangat mempertimbangkan daripada keberadaan negara Indonesia," kata Todotua.

Tak hanya Indonesia, negara tetangga seperti Vietnam pun sukses memangkas tarif resiprokal, dari 46% menjadi 20-40% . "Kalau saya lihat secara strategik, di wilayah Asia Tenggara ini yang signifikan sangat turun," ia meambahkan. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |