Pinjaman Fintech Bisa Bikin Pekerja Lebih Produktif, Ini Contohnya

8 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta PT Mekar Investama Teknologi, platform fintech lending berlisensi dengan fokus pendanaan pada UMKM yang tidak memiliki akses pembiayaan perbankan, melakukan inovasi pada segmen produktif untuk menjangkau penerima manfaat yang lebih luas dan meningkatkan dampak sosial.

Direktur Utama PT Mekar Investama Teknologi Pandu Aditya K. meyakini pendanaan produktif dapat memiliki pengertian yang lebih luas dari pembiayaan modal kerja.

Dengan menggandeng berbagai mitra penyalur pendanaan, Mekar dapat menyalurkan pendanaan kepada lebih banyak segmen personal khususnya karyawan, dengan dibarengi edukasi dan literasi keuangan. Melalui segmen ini, Mekar dapat menyalurkan pendanaan untuk membantu meningkatkan produktivitas karyawan.

“Melalui tenor yang lebih panjang dan biaya yang lebih rendah, karyawan dapat memanfaatkan fasilitas pendanaan untuk meningkatkan produktivitasnya, misal untuk pendidikan anak, kebutuhan darurat khususnya pengobatan, hingga melunasi pinjaman sebelumnya yang berbunga tinggi di luar kemampuan,” katanya melalui siaran pers, Kamis (30/1/2025).

Pandu mengatakan inovasi lain yang Mekar lakukan yakni perluasan pendanaan modal kerja. Setelah sebelumnya banyak berfokus kepada pendanaan usaha mikro dan ultra mikro, Mekar kini juga menyasar segmen usaha kecil dan menengah untuk mendukung peningkatan lapangan kerja.

Pendanaan

Hingga saat ini, lanjutnya, Mekar tercatat telah memberikan pendanaan dengan total lebih dari Rp1,5 triliun dengan outstanding pinjaman Rp530 miliar.

Sepanjang 2024, Mekar juga memperluas segmen pendanaan kepada pelaku usaha produktif di sektor pertanian. Dengan menggandeng mitra ekosistem di sektor pertanian, Mekar menyasar lebih dari 20.000 petani di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang telah tergabung dalam ekosistem ini sebagai langkah awal pemberdayaan petani di Indonesia melalui skema pendanaan yang lebih aman dan tepat guna.

Inovasi pada segmen produktif yang telah dilakukan Mekar berhasil menjadi pilihan International Finance 2024 Awards, sebagai The Most Innovative P2P Lending Platform di Indonesia. Penghargaan ini akan diberikan secara langsung kepada Mekar pada puncak acara 21 Februari mendatang di Bangkok.

Penghargaan ini merupakan pengakuan terhadap Mekar sebagai platform fintech lending terdepan dalam menyalurkan pendanaan produktif kepada masyarakat Indonesia melalui pendekatan yang inovatif dan inklusif.

Orang Indonesia Makin Doyan Pakai Paylater, Ini Buktinya

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, mengungkapkan bahwa pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan pada April 2025 mengalami peningkatan signifikan.

Berdasarkan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), pembiayaan paylater melonjak sebesar 47,11 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan April 2024, atau naik dari Rp5,6 triliun menjadi Rp8,24 triliun pada April 2025. Angka ini juga menunjukkan kenaikan dibandingkan Maret 2025 yang tumbuh 39,28 persen yoy.

"Berdasarkan SLIK, pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh Perusahaan Pembiayaan pada April 2025 meningkat sebesar 47,11 persen yoy, atau menjadi Rp8,24 triliun," kata Agusman dalam konferensi pers RDKB OJK, ditulis Selasa (3/6/2025).

Namun demikian, tingkat Non Performing Financing (NPF) gross untuk pembiayaan BNPL tercatat mengalami sedikit kenaikan menjadi 3,78 persen dari 3,48 persen pada bulan sebelumnya. Meskipun demikian, angka tersebut masih dalam batas pengelolaan risiko yang dapat diterima.

"NPF gross sebesar 3,78 persen (Maret 2025: 3,48 persen)," imbuhnya.

Piutang Perusahaan Pembiayaan Tumbuh 3,67 Persen di April 2025

Agusman menambahkan, peningkatan pembiayaan BNPL mencerminkan semakin tingginya minat masyarakat terhadap skema pembelian secara cicilan tanpa kartu kredit ini, yang dianggap lebih praktis dan fleksibel.

Agusman juga menyampaikan, piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) tumbuh sebesar 3,67 persen year-on-year (yoy) pada April 2025, meski sedikit menurun dari 4,60 persen yoy pada Maret 2025.Total piutang tercatat mencapai Rp504,18 triliun, didukung oleh pembiayaan modal kerja yang tumbuh kuat sebesar 8,74 persen yoy.

Profil risiko Perusahaan Pembiayaan tetap terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross turun menjadi 2,43 persen dari 2,71 persen pada bulan sebelumnya.

Rasio NPF net juga relatif stabil di angka 0,82 persen. Gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,23 kali, masih jauh di bawah batas maksimum sebesar 10 kali.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |