Petani Aceh Raih Sertifikasi RSPO, Bukti Sawit Berkelanjutan dari Indonesia

2 weeks ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Risniati Tarigan, seorang pedagang sekaligus petani sawit swadaya asal Subulussalam, Aceh, tak pernah menyangka langkah kecilnya mengikuti program Sawit Terampil pada 2023 akan membawanya hingga ke panggung internasional.

Pekan lalu, Risniati berdiri di atas panggung Konferensi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Kuala Lumpur untuk menerima sertifikasi RSPO atas nama CV Perangin-angin Group (CV PAG).

Sertifikat itu diberikan kepada 299 petani yang mengelola lebih dari 650 hektare kebun sawit swadaya dengan praktik pertanian berkelanjutan.

Sertifikasi RSPO menandakan produksi sawit dilakukan secara legal, tanpa deforestasi, serta menghormati hak pekerja dan masyarakat. Kelompok ini menjadi petani swadaya ketiga yang berhasil meraih sertifikat RSPO dengan pendampingan Sinar Mas Agribusiness and Food, setelah Aceh Utara (2023) dan Langkat, Sumatera Utara (2024).

Secara keseluruhan, lebih dari 800 petani swadaya dengan total lahan sekitar 1.600 hektare kini telah tersertifikasi melalui program Sawit Terampil.

“Sebagai petani, saya ingin menghasilkan buah yang lebih baik dan tidak ditolak pabrik. Buah berkualitas artinya harga lebih baik untuk petani maupun pedagang,” ujar Risniati dalam keterangan tertulis, Senin (10/11/2025).

Sawit Terampil: Jalan Petani Swadaya Menuju Pasar Global

Petani swadaya berkontribusi hampir separuh produksi sawit nasional, namun banyak menghadapi tantangan seperti legalitas lahan, keterbatasan teknis, dan akses pasar berkelanjutan. Sertifikasi RSPO membuka peluang untuk harga jual lebih baik, produktivitas tinggi, dan ketahanan ekonomi jangka panjang.

Melalui program Sawit Terampil, Sinar Mas Agribusiness and Food membantu petani menerapkan Good Agricultural Practices (GAP), mengurus Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB), serta mempersiapkan sertifikasi berkelanjutan.

Hasilnya, banyak petani kini menikmati hasil panen lebih baik, efisiensi biaya meningkat, dan kelembagaan koperasi makin kuat. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana dukungan industri mampu mengangkat kesejahteraan petani kecil dan membuka jalan ke pasar sawit global yang ramah lingkungan.

Kisah Risniati: Dari Petani ke Panggung Dunia

Selain bertani, Risniati juga dikenal sebagai pedagang pengumpul tandan buah segar (TBS) dari hampir 100 petani di sekitarnya.

Menurutnya, pelatihan dalam program Sawit Terampil tidak hanya mengajarkan standar mutu buah, tetapi juga transparansi harga antara petani dan pedagang.

“Harga TBS ditentukan kualitas. Ada biaya angkut, tapi kualitas tetap nomor satu,” tambahnya.

Hingga 2025, Sinar Mas Agribusiness and Food telah melatih lebih dari 11.000 petani lewat program ini. Helena Delima Lumban Gaol, Head of Smallholder Innovation, menegaskan komitmen jangka panjang perusahaan.

“Sawit Terampil bukan hanya pelatihan, tapi pendampingan menyeluruh agar petani mampu memperoleh legalitas lahan, praktik berkelanjutan, dan akses pasar bersertifikat,” ujarnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |