Liputan6.com, Jakarta Nikel semakin memiliki peran besar terhadap perekonomian Indonesia. Dengan menyandang pemasok komoditas terbesar di dunia, pemerintah memiliki pekerjaan rumah pada aspek lingkungan, sosial dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG).
Chief Executive Officer Landscape Indonesia (PT Bentang Alam Indonesia) Agus Sari mengatakan, peran nikel dalam struktur perekonomian Indonesia meningkat signifikan. Hal ini bisa dilihat dari kontribusi komoditas tersebut terhadap perekonomian di daerah-daerah lokasi tambang, serta sumbangannya terhadap kinerja ekspor nasional. Namun,perlu dipastikan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Perlu dilihat apakah pertumbuhan ekonomi dari nikel ini menyejahterakan masyarakat, dengan aliran investasi sebesar ini, berapakah yang benar-benar dinikmati Indonesia?” kata Agus, Rabu (15/10/2025).
Agus pun menyoroti soal keberlanjutan dampak ekonomi pertambangan nikel bagi masyarakat sekitar, mengingat statusnya sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbarui dan dapat habis.
Korporasi pengelola tambang dan pemerintah perlu memastikan operasional tambang yang telah berhenti tidak menimbulkan masalah ekonomi sosial baru.
Pengamat Lingkungan Tri Edhi Budhi Soesilo menambahi, standar lingkungan menjadi penentu daya saing produk Indonesia di kancah internasional. Standar ini kerap menjadi penentu diterimanya produk Indonesia di negara tujuan ekspor.
“Indonesia sering disorot dengan isu lingkungan: dianggap sebagai dirty mining atau dirty nickel. Kritik ini ada benarnya, sebagaimana diakui juga sebelumnya. Namun, justru di sinilah tantangan kita, bagaimana memperbaiki praktik lingkungan agar tidak menjadi kelemahan dalam perdagangan,” kata Budhi.
Pemenuhan Standar Lingkungan
Budhi menilai keterbatasan pemenuhan standar lingkungan tidak selalu datang dari keterbatasan teknologi, tetapi juga karena perilaku manusia. Banyak masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi, katanya, muncul dari perilaku yang tidak bertanggung jawab.
“Karena itu, dalam perspektif ilmu lingkungan, penting untuk melihat daya saing dari sudut bagaimana kita bisa meminimalkan isu-isu negatif. Apalagi kini standar perdagangan global banyak mensyaratkan kepatuhan terhadap prinsip ESG,” tutur Budhi.
Di sisi lain, Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengatakan, pemerintah harus membuat payung hukum untuk penerapan ESG pada perusahan tambang. Regulasi dibutuhkan agar perusahaan terpacu dan wajib menjalankan ESG.
"Karena ESG ini harus diatur di aturan, regulasi. Karena kenapa? Berbicara punishment, berbicara sanksi, dan berbicara kewajiban. Itu saja sih. Jadi kita lagi kasih masukan ke pemerintah, mudah-mudahan bisa selesai," ucap Meidy.
China Masih Jadi Mitra Dagang Utama Indonesia
China masih menjadi mitra dagang dan mitra investasi strategis bagi Indonesia. China tak hanya sebagai tujuan ekspor utama, juga menjadi negara dengan investasi besar di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor ke China naik 8,9 persen menjadi 30,5 miliar dolar AS sepanjang Januari-Juni 2025. Kenaikan ini didorong terutama oleh ekspor produk nikel dan turunannya, besi dan baja, serta sejumlah komoditas pertanian dan perkebunan.
Di sisi lain, nilai ekspor sejumlah produk pertanian dan perkebunan juga meningkat, di antaranya karet yang melonjak 182 persen, kopi hingga 90 persen, kakao 88 persen, serta buah-buahan 10 persen.
Sementara itu, pembelian barang-barang asal China juga meningkat. Total impor dari China tumbuh 21 persen menjadi 40,2 miliar dolar AS, utamanya berupa kendaraan, peralatan elektronik, serta mesin dan peralatan mekanis. Secara khusus, impor kendaraan dan bagiannya melonjak 85 persen.
Sejalan dengan itu, dunia usaha pun mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Irene sebagai Wakil Dubes RI untuk Republik Rakyat Tiongkok. Menurut kalangan pebisnis, figur Irene dipandang ideal untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan China.
Hubungan Perdagangan
Ketua Kadin Komite Indonesia Tiongkok (KKIT) Garibaldi Thohir meyakini Irene mampu menjembatani hubungan antara kedua negara, terutama dalam bidang perdagangan dan investasi.
"Dilantiknya dr Irene akan menjadikan hubungan ekonomi Indonesia dan China semakin erat, terutama dalam sektor investasi dan perdagangan," kata Boy Thohir, Senin (13/10/2025).
Boy menambahkan, kalangan pelaku usaha siap memberikan dukungan penuh kepada pemerintah untuk meningkatkan hubungan dengan China.
Salah satunya adalah mempererat kerja sama di berbagai bidang mulai dari pengembangan sumber daya manusia (SDM), kemitraan dagang, dan kerja sama sosial ekonomi lainnya.
"Kami menyambut baik keputusan Presiden ini dan siap mendukung program pemerintah termasuk meningkatkan kemitraan dengan China," ujarnya.