Pengamat Ramal Harga Emas Lokal Tembus Rp 2,4 juta per Gram

1 day ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga logam mulia di pasar domestik terus melesat dan berpeluang menembus level Rp 2.400.000 per gram dalam waktu dekat.

Ia menyebutkan bahwa pada perdagangan Jumat lalu, harga logam mulia tercatat di Rp 2.320.000 per gram, dengan proyeksi kenaikan ke kisaran Rp 2.360.000 - Rp 2.390.000.

"Kalau untuk logam mulia kemarin di hari Jumat itu di Rp 2.320.000, kemungkinan akan terus mengalami kenaikan di Rp 2.360.000 - Rp 2.390.000 kemungkinan tertingginya adalah Rp 2.400.000," kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (27/10/2025).

Menurut Ibrahim, tren kenaikan ini sejalan dengan penguatan harga emas dunia yang mulai bangkit setelah mengalami tekanan selama beberapa hari.

Ia menambahkan, peningkatan minat masyarakat terhadap emas juga turut memperkuat pasar domestik. Banyak investor memilih logam mulia sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global yang masih tinggi.

Promosi 1

Emas Dunia Kembali Menguat

Kenaikan harga logam mulia di pasar lokal tak lepas dari penguatan harga emas dunia. Ibrahim mencatat bahwa emas global ditutup di USD 4.112 per troy ounce pada Sabtu (26/10), naik dari posisi sebelumnya yang sempat melemah tiga hari berturut-turut.

Untuk perdagangan Senin (26/10), ia memprediksi harga emas dunia akan bergerak pada support USD 4.006 dan resistance USD 4.193 per troy ounce. Dalam jangka satu minggu, rentang pergerakan emas global diperkirakan berada di USD 3.970 – USD 4.270, menunjukkan peluang penguatan menjelang awal November.

"Dalam perdagangan di hari Senin kemungkinan besar harga emas Dunia ini akan ditransaksikan support-nya itu adalah di USD 4.006. Kemudian resistennya itu di USD 4.193 dolar. Kemudian untuk dalam satu minggu, saya melihat bahwa supportnya itu di USD 3.970, ada kemungkinan koreksi. Tetapi resistennya, ya penguatannya itu kemungkinan di USD 4.270," jelasnya.

Suku Bunga dan Geopolitik Jadi Pendorong Utama

Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan, salah satu faktor utama di balik kenaikan harga emas adalah ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika (The Fed).

Beberapa pejabat The Fed, seperti Mr. Brown, Kerr, dan Barr, memberikan sinyal bahwa kebijakan pelonggaran moneter bisa segera diterapkan, seiring dengan inflasi AS yang turun menjadi 3%, lebih rendah dari perkiraan 3,1%.

Selain faktor kebijakan moneter, ketegangan geopolitik dunia juga berperan besar. Konflik antara Rusia dan Ukraina yang kembali memanas, serta shutdown pemerintahan federal di Amerika Serikat yang belum berakhir, menambah kekhawatiran pasar.

"Nah, ini yang membuat harga emas kemungkinan melonjak tinggi, kemudian harga minyak juga terus mengalami kenaikan," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |