Pekerja Starbucks Ancam Mogok Nasional Jelang Musim Liburan

5 hours ago 9

Liputan6.com, New York – Serikat pekerja Starbucks Workers United resmi memberikan otorisasi untuk melakukan mogok kerja tanpa batas waktu menjelang musim liburan yang sibuk. Aksi tersebut bisa dimulai pada “Red Cup Day”, salah satu hari penjualan terbesar Starbucks setiap tahun.

Menurut pengumuman serikat pekerja Starbucks dikutip dari CNBC Jumat (7/11/2025), pemogokan akan dilakukan di lebih dari 25 kota Amerika Serikat  (AS) jika tidak tercapai kesepakatan perjanjian kerja bersama dengan pihak Starbucks sebelum 13 November 2025, bertepatan dengan Red Cup Day tahun ini.

Hingga kini, negosiasi antara kedua pihak belum aktif kembali setelah pembicaraan kontrak mereka terhenti akhir tahun lalu. Meskipun sempat dilakukan mediasi pada Februari, para barista menolak paket kompensasi ekonomi yang diajukan Starbucks pada April.

Serikat pekerja menyebut 92 persen anggota mendukung rencana mogok. Mereka menuntut peningkatan jam kerja, kenaikan upah, serta penyelesaian ratusan kasus dugaan pelanggaran ketenagakerjaan yang dituduhkan kepada Starbucks.

Bakal Ganggu Kinerja Pelayanan Starbucks

Rencana mogok tersebut bertepatan dengan acara tahunan Starbucks, yaitu pembagian gelas merah daur ulang (Red Cup) bergambar logo perusahaan untuk setiap pembelian minuman. Tradisi ini biasanya menarik banyak pelanggan dan menjadi momen penting dalam kampanye liburan perusahaan.

Tanpa batas waktu yang jelas, aksi mogok ini bisa mengganggu seluruh musim liburan Starbucks — periode tersibuk yang juga menjadi awal tahun fiskal perusahaan. Saat itu, pelanggan berbondong-bondong ke gerai untuk membeli minuman edisi liburan seperti peppermint mocha, kartu hadiah, dan berbagai merchandise.

Sejak mulai membentuk organisasi pada 2021, Workers United kini mengklaim telah mewakili lebih dari 12.000 pekerja di lebih dari 650 gerai Starbucks. Namun, pihak perusahaan menyebut jumlah itu hanya mencakup sekitar 550 gerai karena adanya beberapa penutupan toko dalam dua tahun terakhir.

Manajemen Starbucks: Kami Siap Diskusi

Dalam pernyataannya, Starbucks memastikan tetap siap melayani pelanggan di hampir 18.000 gerai yang dimilikinya di seluruh dunia selama musim liburan ini.

“Kami kecewa karena Workers United, yang hanya mewakili sekitar 4 persen dari total mitra kerja kami, memilih mogok daripada kembali ke meja perundingan. Jika mereka siap berdiskusi lagi, kami siap menyambutnya,” ujar Juru Bicara Starbucks, Jaci Anderson.

Starbucks menegaskan bahwa perusahaan telah menawarkan rata-rata gaji dan tunjangan lebih dari USD 30 per jam, dan menyebut tingkat keterlibatan karyawan meningkat sementara tingkat keluar (turnover) hampir setengah dari rata-rata industri.

Perusahaan yang kini dipimpin CEO Brian Niccol tengah menjalankan strategi “Back to Starbucks” dengan hasil positif. Starbucks juga menyiapkan rencana restrukturisasi senilai USD 1 miliar, termasuk menutup 500 gerai di Amerika Utara dan memangkas 900 posisi non-ritel.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |