Pasokan Gas Minim, Industri Cemas Ada PHK Massal

2 weeks ago 16

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) khawatir berkurangnya pasokan gas bisa mengganggu bisnis industri. Bahkan, dicatatkan adanya ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) dari menurunnya kegiatan bisnis itu.

Ketua Umum Apolin, Norman Wibowo khawatir adanya kabar produsen gas yang ingin menurunkan pasokan gas harga gas bumi tertentu (HGBT). Dia menegaskan pentingnya gas bumi untuk industri oleokimia tidak sebatas sumber energi, tapi sebagai bahan penolong pembuat gas hidrogen yang tidak bisa digantikan.

"Ini sangat memberatkan. Jika pasokan gas seret, maka produksi kita juga terhambat. Imbasnya nanti justru ke bisnis secara keseluruhan," ujar Norman dalam keterangannya, Rabu (20/8/2025).

Seiring kekhawatiran penurunan pasokan gas tadi, Norman mengatakan utilisasi industri sudah menurun saat Semester I-2025 ini imbas menurunnya pasokan gas murah ke industri oleokimia.

Adapun, kebutuhan industri dalam negeri mencapai 2.700 MMSCFD. Sedangkan, volume HGBT yang tersedia hanya sebesar 1.600 HGBT, di mana sebanyak 900 MMSCFD atau lebih dari 50 persen disalurkan untuk BUMN seperti PLN dan Pupuk Indonesia. Sisa pasokan gas HGBT tersebut disalurkan untuk perusaahan swasta, sehingga porsinya sangat kecil.

"Sudah porsi pasokan gas sangat kecil, ke depan juga ada pembatasan. Bisnis ke depan akan makin suram," ucap Norman.

Ada Ancaman PHK

Norman melanjutkan, jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, maka kalangan pengusaha bukan tidak mungkin mengambil langkah PHK. Saat ini saja, ada sekitar 12.288 pekerja dalam ekosistem industri olekimia.

Maka dari itu, dia berharap alokasi gas murah buat industri bisa disalurkan secara konsistrn mengacu Kepmen 76.K/MG.01/MEM.M/2025. Jika regulasi ini dapat dijalankan, maka program hilirisasi dan ketahanan industri dapat diwujudkan.

"Kami harap pemerintah ikut turun tangan atas hal ini. Jangan sampai, banyak perusahaan tumbang, karena produksinya menurun akibat pasokan gas yang merosot," tandas Norman.

Potensi Kekurangan Pasokan Gas

Sebelumnya, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro meramal kekurangan pasokan gas di Jawa Barat dan sebagian wilayah Sumatera bakal terjadi hingga Desember 2025.

Komaidi mencatat, jika hanya mengandalkan pasokan eksisting pada Agustus 2025 wilayah Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Jawa Barat mengalami kekurangan atau shortage pasokan gas sekitar 130,90 BBTUD.

"Jika tidak terdapat tambahan pasokan dari sumber lainnya, shortage pasokan gas pada wilayah tersebut akan terus terjadi sampai dengan Desember 2025," ucap Komaidi dalam keterangan resmi, Selasa (19/8/2025).

Faktor Kekurangan Pasokan Gas

Dalam hitungannya, kekurangan pasokan gas pada wilayah Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Jawa Barat selama September hingga Desember 2025 bisa mencapai sekitar 566,70 BBTUD.

Shortage pasokan gas pada beberapa wilayah di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, terjadi penurunan produksi/natural decline di hulu atau produksi gas oleh Kontrkator Kontrak Kerja Sama (KKKS) menurun.

Kedua, terjadi unplanned shutdown pada pemasok gas. Ketiga, terjadi pergeseran realisasi jadwal tambahan pasokan gas seperti mundurnya jadwal swap gas dan target onstream. Dan keempat, belum adanya komitmen alokasi LNG untuk menutup defisit gas pipa.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |