Pasangan Miliarder Ini Komitmen Penuhi Janji The Giving Pledge

3 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Tak banyak miliarder dunia yang benar-benar menepati komitmen mereka dalam program The Giving Pledge, sebuah inisiatif global yang mengajak orang-orang terkaya menyumbangkan setidaknya separuh kekayaannya untuk kegiatan amal. Namun, Jhon dan Laura Arnold menjadi orang yang menepati hal tersebut.

Menurut laporan Institute for Policy Studies (2025) bertajuk The Giving Pledge at 15, pasangan asal Amerika Serikat (AS) ini tercatat sebagai satu-satunya penandatangan yang telah benar-benar memenuhi janji tersebut sejak penandatanganan pada 2010.

John Arnold memulai karier sebagai trader Wall Street di Enron, sebelum mendirikan Centaurus Partners. Setelah sukses besar di dunia keuangan, ia memutuskan pensiun pada usia 38 tahun untuk fokus penuh pada dunia filantropi bersama sang istri, Laura Arnold. Demikian dikutip dari Fortune, Rabu (29/10/2205).

Keduanya kemudian mendirikan "Arnold Ventures" pada 2008, yang kini berkembang menjadi organisasi besar dengan lebih dari 150 karyawan dan kantor di New York, Washington DC, dan Houston

Berdasarkan data Forbes, keluarga Arnold telah menyumbangkan lebih dari USD 2 miliar atau Rp 33,15 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.575), termasuk USD 204 juta atau Rp 3,38 triliun pada 2024. Dengan total kekayaan bersih sekitar USD 2,9 miliar atau Rp 48,06 triliun, berarti mereka telah mendonasikan sekitar 42% dari kekayaannya.

John Arnold bahkan meraih skor filantropi Forbes tertinggi, yaitu 5 dari 5, yang diberikan kepada tokoh-tokoh yang menyumbangkan lebih dari 20% kekayaan mereka.

Tidak seperti banyak miliarder yang menyumbang secara simbolis, keluarga Arnold menerapkan pendekatan berbasis data dan hasil terukur dalam setiap donasi mereka. 

Promosi 1

Pendekatan Filantropi Berbasis Data dari Dampak

Melalui Arnold Ventures, mereka berfokus pada isu kebijakan publik seperti reformasi layanan kesehatan, pendidikan tinggi, peradilan pidana, dan insfrastruktur publik.

Pendekatan ini mencerminkan keyakinan mereka bahwa kekayaan harus digunakan secara langsung untuk kebaikan sosial, bukan diwariskan atau disimpan sebagai simbol status.

John Arnold bahkan menegaskan bahwa keluarganya tidak akan memiliki yayasan warisan setelah mereka meninggal dunia, karena semua dana filantropi akan dialokasikan selama mereka masih hidup.

Belakangan ini, Arnold Ventures turut bergabung dengan American Institute for Boys and Men untuk meneliti dampak jangka panjang dari taruhan olahraga daring, seiring makin banyak negara bagian di AS yang melegalkannya.

Langkah ini menunjukkan komitmen keluarga Arnold terhadap riset sosial yang dapat memberikan hasil nyata bagi masyarakat luas.

The Giving Pledge: Janji Moral Tanpa Ikatan Hukum

Diluncurkan pada 2010 oleh Bill dan Melinda French Gates serta Warren Buffet, The Giving Pledge mengundang miliarder dunia untuk berkomitmen secara publik menyumbangkan setidaknya 50 persen dari kekayaan mereka.

Beberapa nama besar yang turut menandatangani antara lain MacKenzie Scott, Michael Bloomberg, George Lucas, dan Mark Zuckerberg. Namun, banyak di antara mereka yang belum memenuhi janji tersebut.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa dari 57 penandatangan pertama, kekayaan bersih 32 di antaranya justru meningkat hampir 300% sejak bergabung.

Adapun kritik terhadap The Giving Pledge sering muncul karena sifatnya yang tidak mengikat secara hukum, sehingga lebih diangggap sebagai komitmen moral ketimbang kewajiban nyata.

Namun, John Arnold membela inisiatif tersebut melalui akun X (Twitter), menyebut kekayaan miliarder bisa membawa manfaat besar bila digunakan secara produktif.

"Banyaknya kekayaan bernilai miliaran dolar AS, baik yang bernilai 1, 10, atau 100, berpotensi memberikan manfaat yang luar biasa," tulis Arnold.

"Saya tidak akan memberikan nasihat tanpa diminta tentang apa yang menurut saya harus dilakukan seseorang dengan uangnya. Saya hanya menyarankan bahwa mencari tahu apa yang harus dilakukan dengan uang tersebut secara produktif bisa sama pentingnya dengan mencoba menghasilkan lebih banyak."

Sumbangan yang Jadi Teladan Dunia

Langkah keluarga Arnold dianggap sebagai contoh nyata filantropi yang bertanggung jawab di tengah meningkatnya ketimpangan ekonomi global.

Peneliti, Bella DeVaan, dari Institute for Policy Studies, menyoroti bahwa Laura dan John adalah satu-satunya peserta yang secara teknis mematuhi janji tersebut. 

"Keluarga Arnold patut dipuji, mereka dengan berani memutuskan untuk memberi dan mempelajari bagaimana filantropi benar-benar dapat menyalurkan uang, alih-alih menyimpan kekayaan. Mereka termasuk di antara pemain paling signifikan dalam kelas Giving Pledge dalam hal mendorong reformasi amal yang sesungguhnya," ujar Bella DeVaan.

Dengan pendekatan transparan, berbasis data, dan berdampak nyata, John dan Laura Arnold bukan hanya menandatangani janji, tetapi juga benar-benar menepatinya, menjadikan mereka ikon baru dalam dunia filantropi dunia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |