OJK Bakal Ciptakan 2 juta Duta Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah

4 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menciptakan dua juta duta dan agen literasi serta inklusi keuangan, khususnya di sektor keuangan syariah. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan keuangan berbasis syariah.

"Kita meng-create 2 juta duta dan agen literasi inklusi keuangan dan secara khusus ini untuk syariah,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, dalam acara SiCantiks "Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah, di Menara Radius Prawiro, Jakarta, Senin (28/4/2025).

Ia menuturkan, para duta ini akan dilatih menggunakan modul-modul dasar yang dapat membantu mereka mengajarkan literasi keuangan kepada komunitas, khususnya kepada kelompok perempuan. Selain itu, para duta juga akan mendapatkan informasi terkait perlindungan dari kejahatan finansial digital.

“Melalui program ini, para duta keuangan ini khususnya yang nanti perempuan ini, nanti kami akan sampaikan modul-modul basic yang bisa digunakan untuk mengajarkan,” ujarnya.

Program ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk penyuluh Kantor Urusan Agama (KUA) untuk mendukung literasi keuangan syariah, serta mahasiswa melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di berbagai daerah.

“Kami sampaikan bahwa nanti di dalam pembentukan ini, bukan hanya di kelompok ini karena kita gunakan juga yang penyuluh KUA untuk di syariah, kita gunakan mahasiswa melalui KKN Tematik, ini dilakukan di daerah-daerah,” jelasnya.

OJK Siapkan Pelatihan untuk Duta dan Agen Literasi Inklusi Keuangan

Selanjutnya, OJK akan menyiapkan pelatihan "Training of Trainer" (ToT) serta platform pengisian dokumen (DOC) sebagai bagian dari pengembangan kapasitas para duta.

"Jadi nanti dari TOT atau Training of Trainer ini, kemudian kita akan siapkan platform isian untuk bisa mengisi DOC-nya. Training of Community-nya,” ujarnya.

Inisiatif ini juga diperkuat melalui program "Si Cantik", yakni program pemberdayaan kelompok perempuan melalui duta-duta keuangan perempuan.

"Melalui si cantik ini, inilah program yang didesain untuk memberdayakan kelompok perempuan melalui penggunaan duta-duta keuangan perempuan,” katanya.

Program ini menjadi bagian dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan), yang diinisiasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan OJK. Gencarkan bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan nasional, termasuk mendorong jumlah pelajar yang memiliki rekening bank.

Dengan target dua juta duta keuangan, OJK optimistis literasi dan inklusi keuangan syariah akan semakin luas menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

"Jadi, atas dasar itu kemudian Kementerian Perekonomian dan OJK melontarkan program Gencarkan yang didalamnya ada beberapa target yang dilakukan,” ujarnya.

OJK: Pengguna Pindar Banyak Ibu Rumah Tangga

Ismail mengatakan, perempuan mendominasi penggunaan produk keuangan digital, khususnya di sektor fintech. Berdasarkan data, sebanyak 50,3 persen peminjam di fintech adalah perempuan, sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang sebesar 49,7 persen.

"Data menyatakan 50,3 persen dari peminjam di fintech itu perempuan, ya sama sih sebenarnya kan 49,7 persen (laki-laki) jadi perempuan lebih banyak menggunakan," kata Ismail dalam acara SiCantiks "Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah, di Menara Radius Prawiro, Jakarta, Senin (28/4/2025).

Namun, Ismail menekankan, tingginya akses keuangan ini belum sepenuhnya dibarengi dengan tingkat literasi keuangan yang memadai. Dia menuturkan, literasi keuangan termasuk pengelolaan keuangan sangat penting, terlebih perempuan berperan besar dalam keluarga sebagai 'Menteri Keuangan', 'Menteri Pendidikan', dan 'Menteri Kesejahteraan'.

"Karenanya kita menganggap ibu-ibu menjadi sasaran yang tepat untuk kita garap di dalam literasi dan inklusi dengan membekali informasi-informasi dan pengetahuan tentang keuangan secara benar dan juga keuangan syariah secara khususnya," ujar dia.

Kata Ismail, sayangnya tingkat inklusi keuangan perempuan, terutama ibu rumah tangga, masih tergolong rendah. Data OJK mencatat tingkat inklusi perempuan baru mencapai 40,19 persen, sementara literasi keuangan syariah di kalangan perempuan hanya 13,32 persen.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |