Nuklir Jadi Solusi: PLN Siapkan Pembangunan PLTN Pertama di Indonesia

1 week ago 12

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) bersama pemerintah semakin serius menyiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Komitmen tersebut ditegaskan dalam acara Nusantara Energi Forum yang digelar di Jakarta pada Rabu (20/8).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, menilai energi nuklir akan menjadi penyeimbang dalam sistem kelistrikan nasional. “Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) terbaru yang telah disetujui DPR RI, nuklir ditempatkan sebagai penyeimbang energi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (25/8/2025).

Rencana pembangunan PLTN sudah masuk dalam dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034. PLN menargetkan membangun dua unit PLTN dengan kapasitas masing-masing 2×250 MW.

Meski demikian, Jisman menegaskan pembangunan PLTN tidak bisa dilakukan tergesa-gesa. Regulasi perlu disusun matang, organisasi Nuclear Energy Program Implementing Organization (NEPIO) harus segera dibentuk, serta keterlibatan BUMN menjadi syarat agar pengelolaan tetap dalam kendali negara.

Menjawab Trilema Energi

Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, menyebut energi nuklir adalah solusi ideal untuk menjawab trilema energi: andal, bersih, dan terjangkau.

“PLTN menghasilkan energi listrik yang stabil sama dengan pembangkit batubara, biaya produksinya murah, dan juga dia bersih sehingga PLTN memenuhi semua aspek trilema energi yakni andal, bersih, dan terjangkau,” ungkapnya.

Evy menjelaskan, jauh sebelum tercantum dalam RUPTL 2025-2034, PLN sudah melakukan kajian bersama sejumlah negara yang berhasil mengoperasikan PLTN.

Menurutnya, pembangunan PLTN perlu melibatkan berbagai pihak. “Jadi kita ajak seluruh pihak, baik itu kementerian, universitas yang bisa membantu kita dari sisi knowledge, dan provider-provider juga kita engage untuk bisa kita berkolaborasi,” tambah Evy.

Mengelola Limbah Nuklir Lebih Mudah dari Kelola Bantar Gebang

Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Syaiful Bakhri, menilai pengelolaan limbah nuklir relatif lebih mudah dibandingkan sampah perkotaan.

“Mengelola limbah nuklir itu lebih mudah dari pada mengelola Bantar Gebang. PLTN umurnya 40 tahun, berapa luas limbah yang dibutuhkan area untuk menyimpan limbah? Hanya sebesar ruangan ini, 40 tahun,” katanya.

Menurut Syaiful, bahan bakar bekas dari reaktor nuklir tidak sepenuhnya menjadi limbah. Hanya sekitar 5 persen yang terpakai, sementara 95 persen sisanya masih bisa didaur ulang untuk reaktor lain.

Hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mencapai kemandirian energi. Bahkan, material sisa juga bisa dimanfaatkan di sektor lain, mulai dari kebutuhan medis, industri, hingga iradiasi pangan. “Artinya apa? Kita akan menjadi negara yang merdeka dan mandiri secara energi,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |