Negosiasi FTA India–UE Sentuh 65%, Ditargetkan Rampung Akhir 2025

19 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal menyatakan, India hampir merampungkan sebagian besar perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa  (UE).

Pernyataan ini disampaikan menjelang kunjungan pejabat tinggi perdagangan Uni Eropa untuk melanjutkan negosiasi pada 12 September.

Pembahasan berlangsung di tengah tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang mendorong UE mengenakan tarif 100% terhadap India dan China terkait pembelian minyak Rusia. Saat ini, AS sendiri telah memberlakukan tarif 50% atas produk asal India, termasuk penalti 25% untuk transaksi dengan Rusia.

India dan UE melanjutkan kembali pembicaraan perdagangan bebas 2021 yang sempat terhenti, dengan target kesepakatan dapat tercapai pada akhir tahun ini. Menurut laporan ANI, Goyal menyebut sekitar 60–65% bab dalam perjanjian perdagangan sudah berhasil diselesaikan.

"Pada saat rekan saya, Bapak Maros Sefcovic, Komisioner Perdagangan Uni Eropa, dan Christophe Hansen, Komisioner Pertanian Uni Eropa, datang ke India, saya rasa kami akan siap untuk mencoba dan menyelesaikan perjanjian tersebut secara substansial," ujar Goyal

Para negosiator perdagangan Uni Eropa telah tiba di New Delhi awal pekan ini untuk mempersiapkan putaran baru perundingan. 

Ketegangan Regional Meningkat

Selain itu, delegasi beranggotakan 28 orang dari Komite Politik dan Keamanan (PSC) Uni Eropa juga hadir pada Rabu guna membahas isu-isu strategis terkait kebijakan luar negeri, keamanan, dan pertahanan menjelang KTT Uni Eropa–India tahun depan.

Awal pekan ini, angkatan laut India dan Uni Eropa juga menggelar latihan terkoordinasi pertama di Samudra Hindia sebagai upaya memperkuat keamanan maritim. Di luar agenda perdagangan bebas, PSC diperkirakan akan menyinggung peran India dalam mediasi konflik Rusia–Ukraina, menurut laporan media lokal.

Rangkaian keterlibatan diplomatik tersebut berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan regional. Militer Polandia mengklaim telah menembak jatuh pesawat tak berawak milik Rusia yang melintasi wilayah udaranya, hal itu menandai pertama kalinya negara anggota NATO secara langsung berhadapan dengan aset Rusia di ruang udara sejak perang Ukraina pecah pada 2022.

Desakan Donald Trump

Ukraina kembali diguncang serangan udara besar-besaran pada akhir pekan, dengan rudal Rusia menghantam gedung pemerintahan utama di Kyiv. Serangan ini disebut sebagai eskalasi terbesar yang dilakukan Kremlin sejak perang dimulai.

Di tengah ketegangan tersebut, Presiden AS Donald Trump mendesak Uni Eropa untuk memberlakukan tarif hingga 100% terhadap China dan India, sebagai bagian dari tekanan agar Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan perang.

Desakan itu muncul setelah pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang menegaskan kesiapan Washington memperkuat tekanan ekonomi terhadap Moskow, namun tetap membutuhkan dukungan lebih besar dari Eropa.

Eropa Ingin Ajukan Paket Sanksi Baru

Sementara itu, Uni Eropa telah berkomitmen mengurangi ketergantungan pada energi Rusia. Meski demikian, sekitar 19% impor gas alam blok tersebut masih berasal dari Rusia. Uni Eropa juga mengajukan paket sanksi baru, yang berpotensi menyasar minyak Rusia yang telah diproses di India.

India menegaskan akan tetap membeli minyak dari pihak mana pun yang menawarkan harga terbaik demi melindungi kepentingan 1,4 miliar warganya. Meski terdapat perbedaan pandangan, India dan Uni Eropa (UE) diperkirakan tetap melanjutkan negosiasi perjanjian perdagangan bebas (FTA).

Saat ini, sekitar 6.000 perusahaan Uni Eropa beroperasi di India. UE juga menjadi mitra dagang barang terbesar India, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai USD 135 miliar (sekitar Rp 2,2 kuadriliun) pada 2022–2023, hampir dua kali lipat dibanding satu dekade sebelumnya.

India sebelumnya telah menandatangani FTA senilai USD 100 miliar dengan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) pada tahun lalu, setelah hampir 16 tahun negosiasi. Sementara itu, FTA India–Inggris mulai berlaku pada Juli 2025.

Awal tahun ini, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa kesepakatan dagang India–UE ditargetkan rampung sebelum akhir tahun. Jika terealisasi, FTA tersebut akan menjadi perjanjian terbesar di dunia dalam kategorinya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |