Miliarder Pendukung Donald Trump Memaki Sang Presiden, Kesal Perang Dagang Bikin Susah

4 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta CEO Citadel Ken Griffin, miliarder pendukung sekaligus donatur besar bagi Presiden Donald Trump, menyampaikan kekesalan dengan mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak biasa kepada presiden dari Partai Republik tersebut.

Dia kesal dengan kebijakan tarif impor Trump yang menimbulkan perang dagang dengan banyak negara. Perang dagang dinilai merusak reputasi Amerika di dunia dan mengikis citra negara itu.

“Amerika Serikat lebih dari sekadar negara. Ini adalah sebuah citra. Ini adalah citra universal, baik itu budaya kita, kekuatan finansial kita, kekuatan militer kita .... Amerika bangkit lebih dari sekadar negara. Ini seperti aspirasi bagi sebagian besar negara di dunia. Dan kita sedang mengikis citra itu sekarang,” kata Griffin di KTT Ekonomi Dunia Semafor di Washington melansir CNN, Kamis (24/4/2026).

Griffin, pendiri salah satu perusahaan pengelola dana investasi terbesar di dunia ini, mengatakan saat ini banyak investor khawatir memarkir investasi mereka di Amerika Serikat, khususnya obligasi Treasury AS.

Penyebabnya tak lain karena penerapan tarif Trump yang menghancurkan kepercayaan bahwa Amerika akan tetap menjadi negara tepercaya dan rasional di pasar keuangan global.

“Jika Anda memikirkan perilaku Anda sebagai konsumen, seberapa sering Anda membeli produk dengan merek tertentu karena Anda memercayai merek tersebut?” kata Griffin.

“Di pasar keuangan, tidak ada merek yang dapat dibandingkan dengan merek US Treasuries — kekuatan dolar AS dan kekuatan serta kelayakan kredit US Treasuries. Tidak ada merek yang dapat menyamainya. Kami mempertaruhkan merek tersebut,” tegas dia.

Obligasi Treasury atau surat utang pemerintah secara historis telah menjadi pilihan aset safe haven, yang banyak mendapatkan kepercayaan.

Ketika keadaan menjadi sulit, investor biasanya mencari obligasi Treasury yang dianggap aman untuk menyimpan investasi mereka dibandingkan saham yang lebih berisiko.

Namun, kondisi tersebut dikatakan tidak terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Ketika perang dagang Trump meningkat, investor khawatir bahwa Amerika Serikat dapat menimbulkan kerusakan yang signifikan pada ekonomi global.

Bahkan diramal akan lebih banyak merusak ekonomi negara ini sendiri dan mungkin kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada reputasinya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |