Menko Zulkifli Hasan Pede MBG dan Kopdes Merah Putih Bawa Indonesia Terang Benderang

5 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan  optimistis dua program prioritas milik Presiden Prabowo Subianto, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) alias Kopdes Merah Putih bakal memberikan harapan cerah bagi perekonomian nasional. 

Optimisme itu disampaikannya saat menerima penghargaan dalam acara Anugerah Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Menko Zulkifli Hasan meyakini, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar sekitar 82 juta penerima manfaat setiap harinya bakal memutar roda perekonomian di berbagai sektor, mulai dari petani, peternak hingga pengelola tambak. 

"Kalau butuh telur 1 (butir), dua hari 1 (butir), maka tiap hari kita perlu 82 juta butir telur. Kalau potongan ikan, berarti perlu 82 juta potongan ikan. Kalau ayam, 82 juta potongan ayam. Belum sayur, belum buah. Jadi akan berdaya, berdampak, berkelanjutan," bebernya. 

"Bayangkan, rakyat nanti piara ayam, telurnya laku. Bikin tambak ikan, ikannya laku. Tanam sayur, sayurnya laku. Tanah buah, buahnya laku," kata Menko Zulhas, sapaan akrabnya. 

Eksekusi program MBG itu pun turut melibatkan Kopdes Merah Putih, yang menurut data terakhir per 16 Oktober 2025 ada sebanyak 82.063 unit usaha yang telah berbadan hukum. 

Kopdes Merah Putih sebagai Offtaker

Menurut dia, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih bakal berperan sebagai pembeli dari hasil produksi para petani dan peternak. Ia pun yakin kedua program prioritas Presiden tersebut punya masa depan cerah. 

"Belum ada lagi nanti yang kita sebut dengan koperasi desa. Koperasi desa ada offtaker. Kalau selama ini orang tanam enggak ada yang beli, orang panen enggak ada yang beli, orang tambak enggak ada yang beli," ujar Menko Zulhas. 

"Pendek kata, program yang begitu dahsyat, kebijakan-kebijakan di level pemerintah InsyaAllah Indonesia terang benderang seperti matahari di siang hari," pungkas dia. 

Danantara Pede Koperasi Desa Merah Putih Bisa Sukses Seperti di India dan Brazil

Sebelumnya, Managing Director Chief Economist Danantara, Reza Yamora Siregar, menegaskan, program Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang diluncurkan pemerintah dalam kerangka RPJMN 2025-2029 memiliki kesamaan dengan model pembangunan desa di negara lain. Salah satu contoh yang paling relevan datang dari India dengan program National Rural Livelihood Mission (NRLM).

Program tersebut telah menjadi ujung tombak dalam memperkuat inklusi keuangan di pedesaan India. Pemerintah India bekerja sama dengan perbankan nasional untuk memberikan akses pembiayaan, pelatihan, hingga penguatan kelompok masyarakat desa. Melalui mekanisme ini, desa-desa mampu menjadi lebih mandiri dalam mengelola potensi lokalnya.

"Program grassroots seperti ini sebenarnya sudah banyak dijalankan juga di negara berkembang lainnya. Sebagai contoh misalnya di India itu ada istilahnya National Rural Livelihood Mission. Di mana di situ pemerintah India hadir bekerjasama dengan bank-banknya untuk mentraining, mendorong financial inclusion, dan market access ke grassroots di perdesaan mereka," kata Reza dalam acara Economic Summit 2025, di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Perkuat Perempuan dalam Ekonomi Desa

Selain itu, India juga mendorong terbentuknya self-help group atau kelompok swadaya masyarakat. Kelompok ini berperan besar dalam memberikan akses modal, memperkuat peran perempuan dalam ekonomi desa, sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan usaha mikro.

"Mereka juga ada self-help group, di mana sesama masyarakat desa membantu untuk financial inclusion dan juga women empowerment," ujarnya.

Menurut Reza, pola inisiatif seperti di India membuktikan dengan dukungan pemerintah, perbankan, dan masyarakat, desa bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia dapat mengambil inspirasi untuk memperkuat KDKMP dengan strategi serupa.

Solidarity Economy dari Brasil

Selain India, Brazil juga menjadi negara yang sukses menghadirkan konsep ekonomi alternatif di pedesaan. Reza menyebutkan, di Brazil terdapat model yang dikenal dengan Solidarity Economy, di mana koperasi menjadi penggerak utama perekonomian masyarakat desa.

Konsep ini berjalan dengan membedakan sistem ekonomi di perkotaan dan pedesaan. Jika kota cenderung berorientasi pada sistem pasar kapitalis, maka desa didorong menggunakan model ekonomi solidaritas yang menekankan kebersamaan, keadilan, dan pemerataan hasil. Dengan begitu, masyarakat desa tetap terlindungi dari ketimpangan ekonomi yang sering muncul akibat pasar bebas.

"Di Brazil juga menarik, ada yang namanya Solidarity Economy. Di mana koperasi itu menjadi driver untuk alternatif ekonomi, jadi di pusat, di perkotaannya mereka main dengan market system atau capitalist system, tapi di desanya mereka main dengan social atau solidarity economic concept," jelasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |