Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sepakat penambahan kuota kredit usaha rakyat (KUR) usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor produksi. Harapannya UMKM bisa semakin tumbuh kedepannya.
Dia menegaskan perlunya setiap pihak untuk bekerja sama, termasuk UMKM untuk menjaga ekonomi nasional. Salah satunya dengan mendukung UMKM lini produksi untuk semakin kuat.
"Tadi Pak Menteri UMKM sudah mengatakan bahwa produksi ataupun industri harus terus didorong dan tingkat pemanfaatan KUR untuk sektor produksi untuk ditingkatkan. Jadi saya setuju saja Pak Maman," kata Airlangga dalam Pesta Rakyat Untuk Indonesia, di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Menurutnya, kuota untuk KUR tersebut sebetulnya tidak dibatasi selama maaih ada ruang untuk dimanfaatkan. Pada saat yang sama, ada penambahan untuk sektor investasi jangka panjang sebesar Rp 20 triliun.
"Jadi kuotanya ditambah, sebetulnya kuotanya itu limitnya tidak terbatas. Selama itu masih bisa dimanfaatkan dan kemarin bahkan kita tambahkan yang investasi jangka panjang untuk di sektor industri sampai Rp20 triliun," ucap dia.
"Nah itu mungkin Pak Maman juga bisa dorong yang industri padat karya termasuk makanan minuman itu termasuk industri padat karya," sambungnya.
Minta Target Ditambah
Pada kesempatan yang sama, Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengungkapkan realisasi KUR UMKM ke sektor produksi sudah mencapai 60,3 persen. Angka ini dijamin konsisten hingga akhir tahun.
Atas hal tersebut, dia mengusulkan adanya rambahan target untuk KUR sisi produksi UMKM menjadi 65 persen.
"Alhamdulillah sampai dengan hari ini, alokasi dari kurang lebih Rp 300 triliun tersebut, 60,3 persen sudah teralokasi untuk sektor produksi. Apabila sampai nanti di akhir tahun kita konsisten sudah bisa menyalurkan 60 persen, saya pikir pak Menko, mohon izin mungkin sudah boleh untuk target pengalokasian KUR produksinya kita naikkan di angka 63 atau 65 persen," tuturnya.
"Saya menganggap ini penting, karena kalau kita alokasikan kur itu 60 persen ke sektor produksi, multiplier effect-nya juga banyak, penyerapan tenaga kerja, efek dampak ekonomi dan lain sebagainya juga besar," sambung Maman.
Realisasi KUR UMKM
Diberitakan sebelumnya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencatatkan kinerja yang mengesankan pada semester pertama 2025 dengan realisasi penyaluran mencapai Rp131,84 triliun atau 45,86% dari target 2025.
Pencapaian ini menunjukkan antusiasme tinggi pelaku UMKM dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan bersubsidi dari Pemerintah di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional akibat berbagai faktor internal dan eksternal yang penuh ketidakpastian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan KUR bagi UMKM di Jakarta mengungkapkan hingga 30 Juni 2025, KUR telah menjangkau 2,28 juta debitur dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang terjaga pada level 2,38%, jauh lebih rendah dibandingkan NPL kredit UMKM umum sebesar 4,36%.
"Capaian KUR semester I 2025 cukup positif, yang lebih penting 60% penyaluran KUR berhasil masuk ke sektor produksi sesuai target kita. Ini menunjukkan KUR benar-benar mendorong produktivitas UMKM," tutur Menko Airlangga, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (11/7/2025).
Terobosan KUR
Untuk mendukung visi Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo, dua terobosan besar kebijakan KUR telah disiapkan.
Salah satu terobosan yang disiapkan adalah pemberian kemudahan penyaluran KUR untuk mendukung sektor pertanian pangan khususnya komoditas tebu. Skema ini dirancang untuk menjawab tantangan swasembada gula konsumsi yang ditargetkan tercapai pada 2028.
"Bayangkan, 86% tanaman tebu milik rakyat sudah menua dan perlu segera diremajakan. Tanpa intervensi cepat, mimpi swasembada gula akan sulit dicapai. Kemudahan KUR untuk sektor pertanian khususnya komoditas tebu rakyat hadir sebagai solusi konkret," kata Menko Airlangga.