Menkeu Purbaya Sebar Dana Rp 200 Triliun, Begini Prediksi Inflasi

23 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda menilai, langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang akan menarik dana Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) untuk perbankan berisiko memicu inflasi.

"Apakah ada dampaknya? Tentu ada ketika guyuran uang ini tidak terserap, maka bisa terjadi inflasi. Ketika perputaran ekonomi masih lambat, namun guyuran uang dilakukan, maka yang terjadi bukan ke ekonomi, tapi inflasi," kata Nailul Huda Kepada Liputan6.com, Jumat (12/9/2025).

Dia menilai, strategi tersebut belum tentu efektif karena masalah utama perekonomian saat ini bukan pada suplai, melainkan lemahnya permintaan. Nailul menjelaskan, ketika permintaan kredit dari dunia usaha sedikit, bagi perbankan akan lebih mudah menyalurkan ke sektor multiguna, termasuk konsumsi.

Di sisi lain, uang di masyarakat naik, tapi produksinya masih melambat maka akan terjadi demand lebih tinggi dibandingkan supply. Yang terjadi adalah kenaikan harga barang. "Ini yang berbahaya ketika perencanaan guyur uang ini tidak matang," ujarnya.

Ia menjelaskan, meskipun Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan dari 6% di akhir 2024 menjadi 5%, penyaluran kredit masih melambat. Pertumbuhan kredit bahkan hanya sekitar 6%, jauh di bawah yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa dunia usaha maupun masyarakat belum agresif mengambil pinjaman meski bunga kredit turun.

Potensi Masalah

"Kita tahu bahwa BI telah menurunkan suku bunga acuan dari sekitar 6 persen (akhir tahun 2024) menjadi 5 persen. Namun pertumbuhan kredit terus menurun, bahkan hanya sekitar 6 persen saja. Artinya memang meskipun diturunkan, permintaan masih cukup rendah. Jadi masalahnya ada di sisi demand-nya dibandingkan dengan supply," jelasnya.

Potensi Masalah di Perbankan

Selain inflasi, ada potensi masalah lain jika kebijakan ini dijalankan tanpa persiapan matang. Jika perbankan kesulitan menyalurkan dana ke sektor riil, maka dana Rp 200 triliun itu bisa menjadi beban dalam laporan keuangan bank.

Menurut Huda, kondisi ini akan terlihat dari penurunan Loan to Deposit Ratio (LDR), yang mengindikasikan dana masyarakat lebih banyak mengendap dibanding disalurkan sebagai kredit.

"Kemudian, bagaimana jika sudah diguyur namun sulit menyalurkan? Ya akan jadi dana mengendap dan kinerja perbankan akan memburuk. LDR akan mengecil membuat kinerja perusahaan akan memburuk secara laporan," ujarnya.

Dana Rp 200 Triliun disebar ke 6 Bank BUMN

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa akan menyuntikkan dana Rp 200 triliun kepada 6 bank milik negara (Himbara), yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Nasional (BSN).

"Besok (hari ini) sudah masuk, ke enam bank," kata Purbaya.

Dari penempatan dana tersebut, Menkeu Purbaya mengaku belum menghitung lebih lanjut dampak ekonomi daripadanya.

"Tapi yang jelas itu kan percobaan pertama, taruh segitu dulu. Kita lihat dalam waktu seminggu, dua minggu, tiga minggu, seperti apa dampaknya ke ekonomi. Kalau kurang, tambah lagi," pungkas Purbaya.

Kata Menperin

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan mengguyur Rp 200 triliun ke perbankan nasional. Langkah ini diyakini mampu memberikan dampak positif pada perekonomian dan industri manufaktur.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyambut positif rencana tersebut. Menurutnya, langkah ini bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.

"Saya hanya bisa menyampaikan, itu angin segar bagi perekonomian yang akan pasti banyak memberikan nilai positif bagi manufaktur Indonesia," kata Agus dalam konferensi pers di Kantor Inspektorat Jenderal Kemenperin, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Seperti diketahui, Purbaya akan mengambil dana pemerintah yang disimpan di Bank Indonesia (BI) untuk diguyur ke sejumlah bank BUMN. Langkah ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi nasional.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan mulai besok, Jumat (12/9/2025), dana sebesar Rp 200 triliun akan dipindahkan dari Bank Indonesia (BI) ke sejumlah bank nasional.

"Besok sudah masuk, ke enam bank," kata Purbaya saat ditemui usai menghadiri acara Great Lecture, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |