Mengupas Strategi Investasi Danantara, SBN Jadi Instrumen Diversifikasi

4 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) menempatkan sebagian dananya di pasar modal, termasuk Surat Berharga Negara (SBN), sebagai bagian dari strategi diversifikasi untuk menjaga stabilitas dan likuiditas portofolio investasi nasional.

Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, menjelaskan bahwa langkah tersebut bertujuan menyeimbangkan antara investasi jangka panjang dan instrumen yang mudah dicairkan.

“Kalau kita menerima dana 100, tentu tidak semuanya langsung digunakan untuk proyek berisiko tinggi. Sebagian perlu disimpan di instrumen yang likuid agar bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu,” ujar Ali, Senin (20/10/2025).

Ali menyebut, portofolio Danantara ke depan akan terbagi ke dalam dua kategori utama: private investment atau investasi langsung, dan public investment atau investasi di pasar modal.

“Misalnya 60–70 persen digunakan untuk membangun proyek strategis, sementara 30–40 persen ditempatkan pada aset likuid seperti SBN,” jelasnya.

Menurutnya, pendekatan ini penting agar Danantara tetap memiliki ruang fleksibilitas dalam menyalurkan pendanaan ke proyek-proyek prioritas tanpa mengorbankan likuiditas jangka pendek. Porsi cadangan ini juga menjadi penopang stabilitas pasar modal domestik.

Danantara Berbeda dari Sovereign Wealth Fund Lain

Ali menekankan bahwa Danantara memiliki karakteristik berbeda dari sovereign wealth fund di negara lain. Sumber pendanaannya murni berasal dari dividen BUMN dan sepenuhnya dalam mata uang rupiah, bukan dari hasil ekspor komoditas atau cadangan devisa.

“Pendanaan kami seluruhnya bersumber dari dividen BUMN dan dalam rupiah. Jadi sifatnya lebih domestik, tidak seperti sovereign fund yang berasal dari hasil minyak atau dolar,” ujarnya.

Fokus pada Proyek Strategis dan Dampak Jangka Panjang

Sekitar 60 persen alokasi investasi langsung diarahkan ke proyek-proyek berskala besar, kompleks, dan berdampak jangka panjang. Sementara sebagian lainnya dialokasikan untuk quick win pipelines yang melibatkan kerja sama dengan sektor swasta.

Delapan sektor menjadi fokus utama Danantara, termasuk hilirisasi, energi (termasuk energi terbarukan), kesehatan, dan teknologi. Beberapa proyek telah melalui tahap studi kelayakan dan tengah dimatangkan bersama pemerintah daerah, kementerian, serta mitra internasional.

Proyek Waste to Energy

Salah satu proyek yang tengah dipertimbangkan adalah waste to energy (WtE), yang dinilai relevan dengan kebutuhan pengelolaan sampah perkotaan dan transisi menuju energi bersih.

“Proyek-proyek ini membutuhkan waktu. Misalnya pembangunan hydropower plant saja bisa empat hingga lima tahun. Karena itu, ekspektasi hasil harus realistis,” kata Ali.

Ia menegaskan, kombinasi investasi langsung dan pasar modal ini akan memberikan multiplier effect besar bagi perekonomian, terutama dari sisi energi, pangan, dan kapital nasional.

“Kami memastikan investasi yang dilakukan bukan hanya terlihat di atas kertas, tetapi benar-benar memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |