Mengenal Paylater: Kemudahan, Risiko, dan Batas Ideal Penggunaan

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Layanan paylater atau Buy Now, Pay Later (BNPL) semakin populer di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Layanan ini memungkinkan pengguna membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya di kemudian hari, baik secara cicilan maupun dalam satu kali bayar. 

Namun, di balik kemudahannya, paylater menyimpan potensi risiko finansial jika tidak digunakan dengan bijak. Berikut adalah hal-hal penting yang perlu ketahui tentang layanan paylater:

Cara Kerja Paylater

Paylater bekerja seperti kredit jangka pendek tanpa kartu kredit. Setelah pengguna disetujui, mereka dapat membeli barang dan membayarnya nanti. Penyedia layanan seperti Kredivo, Akulaku, Traveloka PayLater, hingga layanan BNPL global seperti Klarna dan Afterpay menetapkan limit tertentu dan tenor yang bervariasi, mulai dari 30 hari hingga 12 bulan.

Menurut laporan McKinsey (2022), BNPL tumbuh pesat karena memberikan alternatif yang lebih cepat dan mudah dibandingkan kartu kredit tradisional, terutama di kalangan masyarakat unbanked atau underbanked.

Risiko Paylater

Namun, di balik manfaat tersebut, terdapat pula sejumlah risiko yang harus diwaspadai.  Laporan dari Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) Amerika Serikat pada 2023 mengungkapkan 43% pengguna BNPL mengalami kesulitan membayar cicilan tepat waktu, dan 32% bahkan harus berutang dari sumber lain untuk melunasi tagihan mereka.

Risiko yang mengintai dalam paylater salah satunya adalah bunga dan biaya tersembunyi. Beberapa penyedia mengenakan bunga yang cukup tinggi jika pengguna gagal membayar tepat waktu, bahkan dapat mencapai lebih dari 30% per tahun. 

Selain itu, kemudahan bertransaksi dapat mendorong perilaku konsumtif dan belanja di luar batas kemampuan. Tidak sedikit pengguna yang tergoda menggunakan paylater dari berbagai platform sekaligus, sehingga utang menumpuk dan sulit dilunasi.

Cara Bijak Menggunakan Paylater

Perencana Keuangan Andy Nugroho mengingatkan masyarakat agar bijak dalam menggunakan layanan paylater. Menurut dia, konsep dasar paylater adalah utang, sehingga penggunaannya harus dibatasi dan diarahkan hanya untuk kebutuhan yang benar-benar penting dan mendesak.

"Karena sifatnya utang, dan utang ini bukan berarti kita punya duit lebih, tapi kita ngutang, ya pastilah. Jadi paylater itu konsepnya adalah utang, bukan kita punya duit lebih," ujar Andy kepada Liputan6.com, Selasa (13/5/2025).

Ia menekankan, layanan ini sebaiknya tidak digunakan untuk pengeluaran konsumtif atau gaya hidup, melainkan saat kondisi mendesak seperti kebutuhan kerja atau keadaan darurat keluarga.

Andy memberikan beberapa contoh penggunaan yang dianggap bijak, seperti membeli ponsel pengganti untuk keperluan pekerjaan ketika belum gajian, atau membeli tiket pulang kampung karena orangtua sakit. Dia mengatakan, skenario semacam itu menggambarkan urgensi yang bisa dibenarkan dalam menggunakan paylater.

Tak Ada Simpanan Dana Darurat

Terkait penggunaan paylater biasanya dilakukan karena tidak adanya tabungan untuk keperluan dana darurat. Sehingga ketika ada kebutuhan darurat, paylater menjadi pilihan karena tak adanya persiapan dana darurat.

Tujuan dari dana darurat adalah untuk meningkatkan keamanan finansial dengan menciptakan jaring pengaman yang dapat digunakan untuk memenuhi pengeluaran yang tidak terduga, seperti penyakit atau perbaikan rumah besar-besaran.

Menurut Andy, idealnya dana darurat bagi seseorang yang single atau belum berkeluarga adalah penghasilan bulanan dikalikan dengan 3 bulan. Sementara bila sudah menikah, penghasilan bulanan tersebut dikalikan 5 bulan. 

“Contoh seseorang yang penghasilan bulanannya adalah 5 juta, maka idealnya memiliki dana darurat sebesar 5 juta x 3 bulan = 15 juta,” kata Andy.

Andy menambahkan jika seandainya terjadi sesuatu risiko pada orang tersebut semisal terkena PHK ataupun hal-hal lain yang menyebabkan ia tidak dapat mendapatkan penghasilan lagi, paling tidak ia punya waktu 3 bulan untuk dapat terus melanjutkan hidup sambil berusaha mendapatkan penghasilan baru lagi.

Berapa Ideal Penggunaan Paylater dari Penghasilan?

Andy juga mengungkapkan batas aman penggunaan paylater berdasarkan rasio terhadap pendapatan bulanan. 

"Berapa persen penggunaannya yang bijak? Seperti halnya ketika kita ngutang juga, persentasenya adalah maksimal 30 persen dari total penghasilan kita," jelasnya. 

Ia menambahkan, batas ini mencakup seluruh kewajiban utang, bukan hanya paylater saja. Jika utang sudah melebihi batas tersebut, ia menyarankan untuk menahan diri dan fokus melunasi utang yang ada terlebih dahulu.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |