Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyatakan optimisme tinggi terhadap tercapainya target 19 juta lapangan kerja yang dicanangkan oleh Pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam empat tahun ke depan. Target masif ini merupakan salah satu janji utama yang dijanjikan dalam masa kampanye Pemilihan Umum tahun lalu.
"Ya ini kan proses ya, yang saya pahami, kita masih dalam tahun ini, kan kita lihat ada berapa (lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja). Jadi kalau 19 juta (lapangan) itu dibagi berapa, 5 tahun? Nanti kita lihat dan saya optimis,” kata Menaker Yassierli dikuti dari Antara, (20/10/2025).
Menurutnya, meski pemerintahan baru berjalan kurang lebih satu tahun, berbagai insentif dan inisiatif penting telah diluncurkan. Upaya ini bertujuan untuk mendorong terciptanya ekosistem ketenagakerjaan nasional yang lebih baik dan kondusif bagi pertumbuhan lapangan kerja.
"Ini, kan, baru 1 tahun dan terlihat ada sebuah tren berbagai inisiatif-inisiatif yang luar biasa, dan saya yakin itu akan menciptakan lapangan kerja,” ujar Yassierli, menunjukkan keyakinannya pada arah kebijakan yang sedang dijalankan. Pihaknya meyakini bahwa langkah-langkah strategis ini akan menjadi pendorong utama untuk mewujudkan target ambisius tersebut.
Menunggu Data Valid BPS: Kunci Menentukan Langkah Lanjutan
Meskipun optimis, Menaker Yassierli mengingatkan pentingnya menunggu hasil resmi dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Menurutnya, data BPS adalah acuan yang paling valid terkait jumlah lapangan kerja yang berhasil diciptakan dan penyerapan tenaga kerja secara nasional.
Sikap kehati-hatian ini diperlukan agar pemerintah dapat memperhitungkan secara akurat langkah-langkah dan kebijakan selanjutnya yang harus diambil. Tujuannya adalah memastikan bahwa upaya yang dilakukan benar-benar efektif dalam rangka mencapai target 19 juta lapangan kerja hingga tahun 2029.
“Tunggu aja, saran saya tunggu hasil survei. Dari situ nanti akan terlihat berapa yang kemudian penambahan dalam year-to-year, sektor formal, informal. Jadi, kita tunggu, ya,” kata Menaker Yassierli.
Data yang valid dari BPS akan memberikan gambaran jelas mengenai pertumbuhan lapangan kerja, baik di sektor formal maupun informal. Data ini akan menjadi basis penting bagi Kementerian Ketenagakerjaan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan ekosistem ketenagakerjaan di Indonesia.
Inisiatif Pemerintah Memperkuat Ekosistem Ketenagakerjaan
Menaker Yassierli menekankan bahwa publik tidak perlu menduga-duga capaian saat ini. Ia kembali menegaskan bahwa data valid yang akan menjadi acuan resmi akan segera tersedia.
“Jadi tidak usah kita menduga, nanti akan ada data yang valid yang kita jadikan sebagai acuan. Kita harus optimis, ya. Kita optimis, ya,” ujarnya menambahkan, sembari mendorong sikap positif terhadap pencapaian target 19 juta lapangan kerja.
Pencapaian target tersebut akan didukung oleh sejumlah langkah strategis pemerintah. Salah satunya adalah melanjutkan program hilirisasi di berbagai sektor, termasuk pertambangan, pertanian, perikanan, dan digital. Program hilirisasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga membuka banyak posisi kerja baru.
Selain itu, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan pemerataan pembangunan yang tidak lagi Jawa sentris, menggenjot sektor ekonomi kreatif, dan memperkuat peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Fokus pada sektor-sektor ini dinilai mampu menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang lebih merata dan inklusif.