Liputan6.com, Jakarta Universitas Paramadina kembali menghadirkan forum diskusi Meet the Leaders yang kali ini mengangkat tema “Indonesia Incorporated: Driving Job Creation and Economic Resilience in an Era of Global Uncertainty”. Acara ini menghadirkan Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani sebagai narasumber, dengan sambutan dari Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, Ph.D., serta dipandu oleh Wijayanto Samirin, MPP. sebagai host.
Diskusi berlangsung di Auditorium Benny Subianto, Kampus Kuningan Universitas Paramadina. Dalam pengantarnya, Prof, Didik menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi itu hanya bisa didorong lewat industri, pertanian, pariwisata.
“Seperti pernah dilakukan di era soeharto, dengan deregulasi dan debirokratisasi sehingga industri tumbuh 10% dan ekspor 24 %, walaupun suku bunga tinggi.”
Dalam paparannya, Shinta W. Kamdani menekankan pentingnya membangun konsep Indonesia Incorporated sebagai strategi kolektif dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Menurutnya, konsep ini bukan hanya sekadar gotong royong.
“Indonesia Incorporated bukan hanya sekadar gotong royong tapi lebih dari itu yakni sebagai bagian dari pemegang saham, yang punya hak dan kewajiban. Hak, tidak hanya deviden tapi hak untuk kita bisa menyampaikan sesuatu dan bisa dilaksanakan. Kewajiban kita, harus membantu bagaimana bisa membesarkan korporasi kita agar bisa sukses dan besar,” ujarnya.
Shinta yang juga CEO Sintesa group ini menggambarkan Indonesia yang diharapkan ke depan sebagai negara yang maju dalam karya, adil dalam kesempatan, hijau dalam alam, serta bersatu dalam keragaman. Menurutnya, Indonesia harus melampaui ketergantungan pada sumber daya alam dan berfokus pada inovasi.
Ia menyoroti bahwa peringkat nilai tambah produk ekspor Indonesia justru menurun, dari posisi 54 pada tahun 2000 menjadi 70 pada 2023. Setiap warga negara juga harus mendapat akses yang sama untuk berkembang.
“Sementara partisipasi tenaga kerja wanita hanya 56,42% sedangkan laki-laki mencapai 84,66%,” ungkapnya.
“Kemajuan sejati adalah ketika pertumbuhan ekonomi tidak mengorbankan kualitas lingkungan, dan persatuan dalam keragaman harus menjadi kunci memperkuat bangsa,” tambahnya.