Liburan Serba Glamor, Gen Z Rela Utang Demi Konten Sosmed

23 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta- Di balik gemerlap unggahan liburan mewah di media sosial, tersembunyi sebuah fenomena baru yang disebut "fakecation" di kalangan Gen Z. Untuk menciptakan ilusi kehidupan glamor, sebagian dari mereka rela berutang hingga memanipulasi situasi demi mendapatkan foto-foto yang memukau.

Dikutip dari CNBC pada Sabtu, (6/9/2025), sebuah kasus menarik diungkap oleh Jon Morgan, salah satu pendiri perusahaan konsultan bisnis Venture Smarter. Ia menceritakan pengalamannya saat mendampingi seorang pengusaha Gen Z berusia 23 tahun.

Kliennya ini membangun persona sebagai pelancong mewah selama satu setengah tahun, seolah-olah memiliki gaya hidup bernilai USD 500 ribu atau kurang lebih Rp 8,1 miliar per tahun (estimasi kurs Rp 16.400 per USD). Padahal, pengeluaran sebenarnya hanya sekitar USD 12 ribu atau sekitar Rp 195 juta per tahun.

"Dia rela membayar USD 200 untuk tiket masuk sehari di klub pantai eksklusif di Miami dan mengambil 400 foto dalam enam jam," jelas Morgan. 

Foto-foto tersebut kemudian diunggah secara bertahap selama delapan minggu untuk memberikan kesan bahwa ia sering menginap di resor mewah.

Tak hanya itu, ia juga menawarkan uang tip USD 50 atau Rp 814 ribu kepada staf hotel agar diizinkan berfoto di area kolam renang atau lobi hotel mewah. Strategi ini berhasil, akun Instagram-nya kini memiliki 85 ribu pengikut karena tertarik pada gaya hidupnya.

Tujuan utama dari ilusi ini bukanlah sekadar popularitas, melainkan uang.

"Dia melihat konten palsu tersebut sebagai investasi bisnis, yang akhirnya mendatangkan kemitraan dengan merek-merek ternama senilai USD 180 ribu (sekitar Rp 2,9 miliar) per tahun," tambah Morgan.

Citra palsu di media sosialnya telah berubah menjadi mesin penghasil uang.

Demi Konten, Utang pun Dijadikan Opsi

Fenomena ini sejalan dengan data terbaru yang menunjukkan bahwa Gen Z adalah generasi yang paling banyak berutang untuk berlibur.

Menurut ulasan dari Squaremouth, Gen Z rata-rata menghabiskan USD 11.766 untuk bepergian pada musim panas 2024. Survei dari perusahaan jasa keuangan Bankrate juga mengungkapkan bahwa 31% Gen Z berencana berutang untuk liburan musim panas 2025.

Namun bagi sebagian orang, liburan mewah itu hanyalah kepura-puraan. Daniel Rivera, seorang manajer properti di Amerika, menyaksikan langsung fenomena ini pada salah satu penyewanya. Penyewa berusia 24 tahun itu mengunggah foto-foto menginap di sebuah Airbnb mewah seharga Rp 6,5 juta per malam di Miami, padahal ia telat membayar uang sewa bulanan sebesar Rp 29,3 juta.

"Dia kemudian mengaku bahwa dia hanya berbagi sewa satu malam dengan enam temannya hanya untuk mendapatkan foto kolam renang yang sempurna. Foto-foto itu membuatnya tampak seperti liburan mewah selama seminggu,” katanya.

Rivera juga memperhatikan adanya pola dalam riwayat keuangan pelamar properti Gen Z sering kali mengungkap detail bagaimana mereka membiayai gaya hidup mereka.

 "Selama proses penyaringan calon penyewa, saya menyadari 30% lebih banyak aplikasi menunjukkan riwayat pinjaman pribadi, yang sering kali diberi label 'dana liburan' dalam sejarah keuangan mereka," ungkapnya.

Sebuah utas di Reddit bertanya bagaimana Gen Z membiayai perjalanan mereka yang sering, terutama mereka yang masih remaja akhir atau awal 20-an. Seorang pengguna berkomentar bahwa ia memilih menggunakan utang untuk mendanai liburannya.

"Apakah itu tidak bertanggung jawab secara finansial? Ya. Apakah kebanyakan orang mengatakan saya membuang-buang uang dan seharusnya menabung? Ya. Apakah saya akan melakukannya lagi? 1000%," jelasnya.

Ungkapan ini menunjukkan bagaimana sebagian Gen Z memprioritaskan pengalaman sesaat di atas stabilitas finansial jangka panjang.

Mencari Celah untuk Konten Tanpa Mengeluarkan Biaya

Beberapa Gen Z juga menggunakan trik lain untuk mendapatkan foto mewah tanpa mengeluarkan banyak biaya. Rivera menceritakan beberapa penyewa yang bekerja sebagai penjaga rumah di lingkungan-lingkungan elit di New Jersey. Meskipun di sana hanya untuk bekerja, mereka mengambil foto yang memberikan kesan bahwa mereka tinggal di sana.

Mohd Rizwan, direktur perusahaan perjalanan mewah Travelosei, juga melihat pergeseran dalam cara generasi muda menggambarkan liburan mereka.

"Alih-alih mendokumentasikan seluruh perjalanan, mereka hanya menyoroti momen-momen yang paling Instagrammable. Hal ini membuat perjalanan itu tampak lebih mewah dari kenyataannya,” ujarnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |