Liputan6.com, Jakarta - Ledakan besar di pelabuhan di Iran Selatan pada Sabtu (26/4/2025) menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai lebih dari 500 orang.
Mengutip New York Times, Sabtu pekan ini, penyebab pasti ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee di kota Bandar Abbas belum jelas. Namun, otoritas Iran tidak menyatakan itu adalah sabotase atau serangan yang disengaja.
Kantor berita milik pemerintah mengutip seorang pejabat mengatakan kalau kebakaran kontainer berisi bahan kimia kemungkinan besar memicu ledakan tersebut. Ledakan itu menimbulkan kepulan asap hitam, menurut rekaman dari tempat kejadian yang didistribusikan oleh penyiar Iran dan video dari media sosial yang diverifikasi oleh the New York Times.
Bandar Abbas berlokasi strategis di sepanjang Selat Hormuz, jalur pelayaran Teluk Persia yang sibuk untuk distribusi minyak dan gas alam dunia. Pada 2020, Israel melancarkan serangan siber yang menghambat operasi di Pelabuhan Shahid Rajae sebagai bagian dari perang bayangan yang telah berlangsung lama dengan Iran.
Pejabat Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang ledakan Sabtu tersebut. Ledakan itu terjadi sekitar waktu ketika pejabat Amerika dan Iran mulai bertemu di kesultanan Teluk Oman pada Sabtu untuk putaran ketiga pembicaraan mengenai program nuklir Iran.
Minggu lalu, The New York Times melaporkan Israel telah berencana untuk menyerang situs nuklir Iran paling cepat bulan depan, tetapi rencana itu ditolak oleh Trump, yang ingin menegosiasikan kesepakatan dengan Teheran sebagai gantinya. Namun, Trump juga telah berjanji untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, termasuk dengan tindakan militer jika perlu.
Melukai 516 Orang
Sebelumnya, ledakan besar terjadi di Kota Pelabuhan Bandar Abbas di Iran Barat pada Sabtu, (26/4/2025).Ledakan itu telah melukai 516 orang.
Mengutip CNN, gambar dan video dari pelabuhan, salah satu fasilitas minyak utama Iran menunjukkan asap tebal berwarna abu-abu yang menjulang tinggi dari bagian Shahid Rajaee di kompleks tersebut.
Media pemerintah Iran Tasmin melaporkan, ledakan itu membuat kaca-kaca dan puing-puing menyebar luas. Seorang reporter Tasnim mengatakan, layanan darurat telah tiba di lokasi kejadian, tetapi pelabuhan masih dalam keadaan kacau dan ada kerusakan parah pada banyak bangunannya.
Tasnim juga melaporkan tangki bahan bakar telah meledak karena alasan yang tidak diketahui dan operasi pelabuhan telah dihentikan.
Mengutip Yahoo, meski penyebab ledakan belum diketahui, kantor bea cukai di pelabuhan itu mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau ledakan tersebut mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan hazmat.
Media pemerintah melaporkann ledakan besar di Shahid Rajaee, pelabuhan komersial terbesar di negara itu yang terletak di provinsi Hormozgan di pantai Selatan Iran.
Sekitar 516 orang terluka dan ratusan orang telah dipindahkan ke pusat medis terdekat. “Sayangnya, ada empat korban meninggal telah dikonfirmasi oleh tim penyelamat,” ujar the Head of the Red Crescent Society’s Relief and Rescue Organisation, Babak Mahmoudi.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyampaikan simpati kepada korban ledakan. Ia menambahkan telah mengeluarkan perintah untuk menyelidiki situasi dan penyebabnya. Presiden Iran mengirim Menteri Dalam Negeri Eskandar Momeni ke daerah itu untuk menyelidiki insiden tersebut.
Shahid Rajee, berada lebih dari 1.000 kilometer (620 mil) di Selatan ibu kota Teheran, adalah pelabuhan peti kemas tercanggih di Iran, menurut kantor berita resmi IRNA.
Sebagian Besar Bangunan Pelabuhan Rusak
Kepala Otoritas Hormozgan, Mehrdad menuturkan, penyebab insiden ini adalah ledakan beberapa kontainer yang disimpan di area dermaga Pelabuhan Shahid Rajaee. “Saat ini kami sedang evakuasi dan mengangkut korban luka ke pusat medis terdekat,” ujar dia.
Kantor Berita Fars melaporkan, ledakan itu begitu kuat sehingga dapat dirasakan dan didengar sekitar 50 kilometer jauhnya. Penduduk mengatakan dapat merasakan tanah bergetar bahkan dari kejauhan.
“Gelombang kejutnya begitu kuat sehingga sebagian besar bangunan pelabuhan rusak parah,” kantor berita Tasnim melaporkan.
Perusahaan Distribusi Produk Minyak Nasional milik Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan, ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee tidak ada hubungannya dengan kilang minyak, tangki bahan bakar, kompleks distribusi dan jaringan pipa minyak.
Perseroan menambahkan, fasilitas minyak Bandar Abbas saat ini beroperasi tanpa gangguan. Ledakan langka itu terjadi beberapa bulan setelah salah satu kecelakaan kerja paling mematikan di Iran selama bertahun-tahun.
Ledakan tambang batu bara pada September yang disebabkan kebocoran gas menewaskan lebih dari 50 orang di Tabas di wilayah timur Iran.
Ledakan pada Sabtu itu juga terjadi saat delegasi dari Iran dan Amerika Serikat bertemu di Oman untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi mengenai program nuklir Teheran.