Lebih dari 200 Investor Minati Proyek Pengolahan Sampah Jadi Listrik

Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan minat besar dari para investor terhadap proyek Waste to Energy atau Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Indonesia.

Menurut Rosan, sudah ada lebih dari 204 investor, baik dari dalam maupun luar negeri, yang menyatakan ketertarikannya terhadap proyek ramah lingkungan tersebut.

“Kita sudah membuka prosesnya, dan yang masuk sebenarnya lebih dari 204 investor, baik dari dalam dan luar negeri,” kata Rosan usai Rapat Koordinasi Terbatas dikutip dari Antara, Jumat (18/10/2025).

Dari total tersebut, 66 perusahaan berasal dari luar negeri, sementara sisanya dari dalam negeri. Ia menambahkan, proses seleksi saat ini tengah berjalan dan diharapkan tender atau bidding bisa dimulai pada November 2025.

Rosan menegaskan, Danantara tetap akan menjalankan proyek Waste to Energy meskipun tanpa investor eksternal karena semua aturan dan kesiapan proyek telah dirancang secara matang.

Rosan menjelaskan, terdapat tujuh wilayah yang sudah siap menjalankan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik.

“Tujuh wilayah ini sudah siap, bukan hanya dari segi sampah, tetapi juga lahan, ketersediaan air, listrik, dan jalur distribusinya dengan PLN,” jelasnya.

Danantara juga akan menjadi pemegang saham di seluruh proyek Waste to Energy guna memastikan proyek berjalan efektif dan transparan.

Rosan menegaskan, proses tender dilakukan secara terkoordinasi dengan berbagai kementerian, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Kementerian Dalam Negeri.Tujuannya adalah agar setiap proyek dapat terintegrasi dengan kebutuhan daerah serta berkelanjutan untuk jangka panjang.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah akan membangun fasilitas pengolahan limbah dan sampah di 34 kota di seluruh Indonesia.Fasilitas tersebut dirancang untuk menghasilkan energi listrik dan ditargetkan rampung dalam waktu dua tahun.

Fokus utama pembangunan akan dilakukan di daerah dengan volume sampah tinggi, seperti DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.Prabowo juga memastikan, pembiayaan proyek sudah disiapkan dan kini tengah memasuki tahap penentuan kontrak serta pemilihan teknologi yang paling sesuai.

Menurutnya, program ini penting tidak hanya untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga demi meningkatkan kesehatan masyarakat dan mendukung sektor pariwisata di berbagai daerah.“Pengolahan sampah menjadi energi akan menjadi solusi berkelanjutan bagi masa depan Indonesia,” ujar Prabowo.