Laporan dari Australia : Renegosiasi IA-CEPA Fokus Mineral Kritis hingga AI

1 week ago 18

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Australia memastikan bahwa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Australia (IA-CEPA) memasuki fase penting setelah lima tahun berjalan.

Oleh karena itu, Pemerintah Australia menyatakan siap melakukan evaluasi bersama Pemerintahan Prabowo Subianto untuk menilai apa yang telah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.

Asisten Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia Matt Thistlethwaite, mengatakan hal ini merupakan praktik normal dalam siklus perjanjian dagang internasional yang biasanya membuka ruang untuk memperluas kerja sama. Menurutnya, tinjauan ini merupakan momentum besar untuk membawa IA-CEPA ke level berikutnya.

“Sebagian besar perjanjian dagang memiliki periode tinjauan di mana kedua pihak duduk bersama mengevaluasi apa yang bekerja dan apa yang bisa diperbaiki. Itu praktik normal dan akan dilakukan untuk IA-CEPA,” kata Thistlethwaite dalam Media Briefing di Sydney, Australia, Selasa (18/11/2025).

Thistlethwaite menegaskan bahwa renegosiasi bukanlah sinyal adanya masalah, melainkan kesempatan strategis untuk memperdalam relasi ekonomi. Selama lima tahun terakhir, sejumlah sektor telah menunjukkan pertumbuhan menjanjikan, tetapi peluang baru terus terbun seiring perubahan global.

Oleh karena itu, kedua negara ingin memastikan perjanjian tetap relevan dengan tantangan ekonomi terbaru, terutama di bidang energi bersih dan digitalisasi. Pemerintah Australia berharap ini menjadi momen penyelarasan ulang visi ekonomi kedua negara.

Fokus Baru: Mineral Kritis, Energi Terbarukan, dan AI

Secara keseluruhan, fase baru IA-CEPA ini diprediksi akan menggeser fokus kerja sama dari komoditas tradisional menuju sektor bernilai tambah tinggi.

Dalam wawancara, Thistlethwaite mengungkapkan tiga fokus utama yang ingin diperkuat Australia dalam renegosiasi yakni mineral kritis, energi terbarukan, dan teknologi kecerdasan buatan (AI).

“Australia ingin memperdalam keterlibatan dengan Indonesia di bidang seperti mineral kritis pengembangan teknologi terkait kecerdasan buatan, energi terbarukan dan kerja sama dalam pengembangan energi terbarukan. Kami melihat peluang besar bagi kedua negara untuk bekerja sama mengembangkan industri tersebut,” ujarnya. 

Sektor Tradisional Tetap Dijaga, Investasi Dua Arah Didorong

Meski ada fokus baru, Australia menegaskan bahwa sektor tradisional seperti daging sapi, gandum, dan sumber daya lainnya tetap menjadi pilar penting hubungan dagang. Renegosiasi IA-CEPA tidak akan mengabaikan sektor-sektor tersebut; justru menjadi momentum untuk memastikan keterjaminan pasokan dan keberlanjutan kerja sama.

Ia ingin memastikan bahwa fondasi hubungan dagang tetap stabil ketika kedua negara bergerak menuju sektor bernilai tambah tinggi. Di luar perdagangan barang, peningkatan investasi dua arah menjadi agenda utama yang ingin didorong lewat tinjauan IA-CEPA.

“Pada saat yang sama, kami ingin memastikan sektor tradisional seperti daging sapi, gandum, dan sumber daya lainnya tetap berjalan baik. Ini kesempatan bagi kami untuk duduk bersama mencari area peningkatan dan pengembangan masa depan,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |