Kurs Dolar Kalah, Rupiah Menguat Dipengaruhi Potensi The Fed Pangkas Suku Bunga

7 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada perdagangan Jumat (31/10/2025). Rupiah naik 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp 16.620 per dolar AS dibanding penutupan sebelumnya di Rp 16.635 per dolar AS.

Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menjelaskan penguatan rupiah didorong oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang berpotensi memangkas suku bunga di akhir tahun ini.

“The Fed kemarin memberi pesan akan berhati-hati melonggarkan kebijakan lagi. Meskipun demikian, The Fed masih mungkin memangkas suku bunganya lagi di akhir tahun atau di awal tahun depan, sehingga ini positif untuk pasar aset berisiko atau emerging market,” ujar Ariston kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Oktober 2025, The Fed memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran target 3,75–4 persen dari sebelumnya 4–4,25 persen.

Rapat The Fed Picu Sentimen Positif untuk Aset Asia Termasuk Rupiah

Keputusan The Fed memicu dua pandangan berbeda di internal komite. Gubernur Stephen Miran mendukung pemangkasan lebih besar, yaitu 50 bps, sementara Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid memilih agar suku bunga tetap.

Meski berbeda pendapat, langkah The Fed dianggap memberi sinyal bahwa kebijakan moneter AS mulai melunak. Hal ini menjadi kabar positif bagi mata uang dan aset berisiko di kawasan Asia, termasuk rupiah.

Selain faktor The Fed, pasar juga menyoroti pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan. Pertemuan tersebut disebut memberikan sentimen positif terhadap pasar global, termasuk Indonesia.

Trump–Xi Beri Angin Segar ke Pasar, Rupiah Diprediksi Bisa Sentuh Rp 16.580

Presiden Xi Jinping dan Donald Trump bertemu di Busan pada Kamis (30/10/2025) selama hampir dua jam. Sebelumnya, delegasi China dan AS juga menggelar perundingan dagang di Kuala Lumpur pada 25–26 Oktober 2025.

Kedua negara bertukar pandangan mengenai isu ekonomi dan perdagangan serta mencapai kesepakatan untuk menuntaskan sejumlah perbedaan.

“Rupiah berpotensi menguat hari ini ke arah Rp 16.580 dengan potensi resisten di Rp 16.650,” tutur Ariston.

Dengan dukungan sentimen global dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, pelaku pasar menilai rupiah masih memiliki ruang penguatan dalam jangka pendek, meski volatilitas tetap perlu diwaspadai.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |