Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir pekan, nilai tukar rupiah menunjukkan potensi penguatan terhadap dolar AS. Beberapa faktor global dan domestik turut memengaruhi pergerakan mata uang Garuda.
Dikutip dari ANTARA, Jumat (20/6/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat pagi di Jakarta, menguat sebesar 36 poin atau 0,22 persen menjadi 16.370 per dolar AS dari sebelumnya 16.406 per dolar AS.
Pengaruh Keputusan Presiden AS Terhadap Iran
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, memperkirakan rupiah akan ditutup menguat dalam kisaran 16.350 – 16.410.
Prediksi ini muncul setelah Presiden AS, Donald Trump, memutuskan untuk tidak terlibat langsung dalam penyerangan terhadap Iran.
“Rupiah hari ini diperkirakan ditutup menguat di kisaran 16.350 - 16.410 dipengaruhi oleh keputusan Presiden Trump untuk tidak terlibat langsung atas penyerangan terhadap Iran,” ujar Rully kepada ANTARA.
Bantahan Trump atas Rencana Serangan Militer
Mengutip laporan dari Anadolu Agency, Presiden Trump membantah pernyataan The Wall Street Journal yang menyebut dirinya telah menyetujui rencana serangan bersama Israel terhadap Iran.
Meski laporan itu menyatakan bahwa persetujuan awal telah diberikan, Trump belum mengeluarkan perintah akhir untuk melaksanakan serangan tersebut.
Trump juga dikabarkan masih menunggu langkah Iran terkait penghentian program nuklir di fasilitas Fordo. Ia menyatakan akan mengambil keputusan dalam dua pekan ke depan, apakah AS akan ikut campur dalam konflik atau tetap berada di luar jalur militer.
Sentimen Domestik: Harapan Penurunan BI-Rate
Dari dalam negeri, Rully menyebutkan bahwa rupiah juga didukung oleh ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) mendatang.
“Sementara dari domestik, (rupiah) dipengaruhi oleh optimisme pelaku pasar atas penurunan BI-Rate di RDG (Rapat Dewan Gubernur) berikutnya,” ungkapnya.
Keputusan BI Terkini Soal Suku Bunga
Pada RDG terakhir yang berlangsung pada Selasa (17/6) dan Rabu (18/6), Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5 persen. Selain itu, suku bunga deposit facility tetap di angka 4,75 persen, dan suku bunga lending facility berada di posisi 6,25 persen.
Keputusan ini menunjukkan sikap hati-hati BI dalam menghadapi dinamika global, sambil terus memantau kondisi perekonomian dalam negeri.