Kurs Dolar AS Hari Ini 7 November 2025 Lesu terhadap Rupiah, Tersengat Sentimen The Fed

4 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Harapan pelonggaran kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) meningkat menjadi katalis positif nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat, (7/11/2025).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup naik 11 poin ke posisi 16.690 pada perdagangan Jumat, 7 November 2025 dibandingkan penutupan sebelumnya di posisi 16.701 per dolar AS.

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai, penguatan rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat sore ini didorong meningkatnya harapan pelonggaran kebijakan suku bunga bank sentral AS. Hal ini seiring sinyal pelemahan pasar tenaga kerja di Amerika Serikat.

"Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.690 - Rp16.740," kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia menuturkan, ketidakpastian global masih tinggi akibat penutupan sebagian pemerintahan AS yang telah memasuki bulan kedua.

Kondisi tersebut menunda rilis data ekonomi utama seperti ketenagakerjaan dan inflasi, sehingga pasar kehilangan panduan resmi dari otoritas. Pasar saat ini hanya mengandalkan survei sektor swasta sebagai acuan.

Laporan tenaga kerja swasta yang dirilis Kamis lalu menunjukkan tanda pelemahan pasar kerja, sehingga peluang The Fed memangkas suku bunga pada Desember naik menjadi sekitar 70 persen dari 60 persen sebelumnya.

Selain itu, Ibrahim menuturkan, tekanan terhadap rupiah juga datang dari melemahnya data ekspor dan impor China pada Oktober yang menandakan masih lemahnya permintaan global. Ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing pun memperburuk sentimen risiko.

"Sebuah laporan dari The Information pada hari Kamis menyatakan bahwa AS berencana untuk memblokir Nvidia dari penjualan chip AI skala kecil ke China, sebuah langkah yang dapat membatasi akses perusahaan China ke teknologi canggih," ujar dia.

Pertumbuhan Ekonomi jadi Katalis Rupiah

Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menilai, pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia turut menjadi faktor penahan penguatan rupiah.

Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 yang tercatat 5,04 persen dinilai memperberat upaya pemerintah mencapai target tahunan 5,2 persen.

"Kalau menurut perhitungan secara akumulatif, untuk mencapai angka pertumbuhan 5,2 persen, pemerintah perlu mengejar target pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025 di angka 5,77 persen - 5,8 persen. Sementara proyeksi pemerintah saat ini, kuartal IV-2025 hanya tumbuh di angka 5,5 persen. Hal itu berarti, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 hanya akan berada di kisaran 5,13 persen," kata  dia.

Kurs Dolar Perkasa, Tapi Rupiah Berpotensi Menguat Dampak Pelemahan Data Ketenagakerjaan AS

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Jumat ini. Namun analis melihat melihat ada potensi penguatan rupiah terhadap kurs dolar pada hari ini seiring koreksi mata uang AS setelah rilis data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan.

Pada Jumat (7/11/2025), rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat melemah 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.705 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya Rp16.701 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menuturkan laporan Challenger menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja AS yang mendorong ekspektasi bahwa bank sentral AS atau The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.

Kondisi itu memberikan ruang bagi rupiah untuk bergerak menguat terhadap dolar AS.

"Namun penguatan diperkirakan terbatas, investor menantikan data Cadangan Devisa Indonesia siang ini," ujar Lukman dikutip dari Antara.

Kisaran Rupiah

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.650 hingga Rp16.750 per dolar AS sepanjang hari ini.

Kendati ada potensi penguatan, rupiah dinilai masih tertekan oleh sentimen risk-off di pasar keuangan global.

Lukman menjelaskan kekhawatiran investor terhadap kemungkinan terbentuknya bubble pada saham-saham di bidang akal imitasi (AI)

"Rupiah terpantau tertekan oleh sentimen risk-off di pasar equitas global oleh kekuatiran bubble AI," ujarnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |