Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta aparat TNI ikut mengawal sektor pangan seperti pertanian holtikultura. Harapannya, hal ini bisa turut mendongkrak kesejahteraan petani.
Hal ini disampaikan Mentan Amran kepada Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Menyusul kunjungan sejumlah menteri dalam persiapan batalyon teritorial dan pembangunan TNI Angkatan Darat yang juga ikut mengurus sektor pangan.
"Dengan percontohan tadi, itu sangat menarik untuk sektor pertanian. Sehingga kami sudah memohon kepada Pak Menhan, agar perkebunan hortikultura di pertanian yang akan datang, yang kita akan hilirisasi, itu dikawal oleh TNI dan moga-moga beliau bersedia membantu kami," kata Mentan Amran, di Kawasan Monas, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Dia menegaskan hal ini jadi bagian dalam kerja sama antara kedua kementerian. Harapannya, langkah ini bisa membawa kesejahteraan bagi petani.
"Ini akan menghasilkan nanti lompatan kesejahteraan petani yang lebih baik ke depan. Saya kira Pak Menhan setuju," ucapnya.
Dia merespons positif hadirnya batalyon teritorial dan pembangunan yang masuk sektor pangan. "Ini dampaknya nanti untuk Republik Indonesia itu sangat besar. Kenapa? Ini nanti menjadi episentrum ekonomi baru. Ini akan diresonansikan ke seluruh Indonesia dan petani-petani sekitarnya pasti ikut," tandasnya.
Sri Mulyani Ikut Tengok Balatyon Teritorial dan Pembangunan
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah ikut langsung meninjau kesiapan pembentukan batalyon baru milik TNI Angkatan Darat. Batalyon Teritorial dan Pembangunan akan ikut terlibat dalam mengurus hilirisasi dan swasembada pangan.
"Ya, hari ini saya bersama Pak Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian diundang oleh Pak Menteri Pertahanan untuk melihat satu prototipe dari pengembangan batalyon (teritorial pembangunan) yang oleh Bapak Presiden dan ditetapkan akan dibangun 100 (pada) tahun 2025 ini," kata Sri Mulyani di Kawasan Monas, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Dia mengatakan ada kawasan yang akan dikelola jadi markas batalyon teritorial dan pembangunan itu. Meliputi area pelatihan, pertahanan dan keamanan.
Sebagian Buat Pertanian
"Tadi kita melihat dari sisi kemanfaatan aset negara, yaitu lahan tapak, yang kemudian dijadikan tempat markas batalyon tersebut yang dibangun mulai dari nol, kemudian juga dibangun keseluruhan kesiapannya untuk pelatihan, kesiapan dari pertahanan, keamanan," tuturnya.
Termasuk sebagian diantaranya sekitar 43 hektare untuk sektor pangan. Yakni untuk pertanian, peternakan dan kegiatan ekonomi lainnya.
"Dan juga memanfaatkan lahan sebesar 43 hektare, kalau tidak salah dibuka tadi untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, peternakan, dan juga kegiatan ekonomi yang lain," kata Sri Mulyani.
Ciptakan Nilai Tambah
Bendahara Negara ini menilai kehadiran batalyon teritorial dan pembangunan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian sekitar.
"Saya rasa ini diharapkan akan memberikan tidak saja keyakinan, confidence ya, dari pasukan dan juga untuk keseluruhan pertahanan negara, namun juga bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian sekitar," ucap dia.
"Karena kegiatannya adalah memanfaatkan aset negara, kemudian menghidupkannya, menciptakan nilai tambah, dan tentu ini juga akan memberikan juga suatu kesan disiplin dan persatuan antara tentara dengan masyarakat dan perekonomian Indonesia," sambungnya.
Siap Dukung Hilirisasi dan Swasembada Pangan
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan batalyon teritorial dan pembangunan dihadirkan untuk mengawal hilirisasi hingga swasembada pangan.
Keduanya menjadi program prioritas dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Intinya Kementerian Pertahanan dan TNI memastikan bahwa Batalyon Teritorial Pembangunan akan mendukung program hilirisasi. Mengamankan program hilirisasi dan juga mengamankan program swasembada pangan," tegas dia.