Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bilang bahwa pasokan gas sejauh ini masih aman.
Pernyataan itu keluar usai adanya keluhan dari pelaku industri soal keterbatasan pasokan gas.
Saat ditanyai isu tersebut, Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tri Winarno menyangkal adanya kendala dalam volume pasokan gas.
"Kata siapa? Enggak ah. (Berarti aman?) Aman," ujar Tri singkat saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Sabtu (16/8/2025).
Senada, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengutarakan bahwa sejauh ini tidak ada kekurangan gas. "Kekurangan gas yang mana? Enggak ada kok, aman," ucapnya.
Adapun informasi soal kekurangan gas ini sempat diumumkan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk alias PGN. Subholding gas dari Pertamina ini mengumumkan terjadinya penurunan volume pasokan gas pada Agustus 2025 dari sejumlah pemasok gas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu migas.
Kondisi ini berdampak pada pengaliran gas sementara kepada sebagian pelanggan PGN di wilayah Jawa Barat.
Imbas Pemeliharaan Operasional Tak Terencana
Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman menjelaskan, penurunan pasokan terjadi akibat pemeliharaan operasional tak terencana di beberapa pemasok, ditambah keterlambatan realisasi rencana tambahan pasokan gas yang masih dalam proses.
"Hingga saat ini, PGN juga belum menerima tambahan kargo LNG domestik untuk Agustus 2025 yang dapat digunakan sebagai sumber alternatif,"kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (14/8/2025).
Sebagai langkah antisipasi, PGN telah mengimbau pelanggan terdampak untuk mengatur pemakaian gas. Sementara itu, bagi pelanggan dengan sistem dual fuel, perusahaan menyarankan untuk menyiapkan bahan bakar alternatif sebagai pengganti sementara.
"PGN bersama pemangku kepentingan terkait tengah melakukan percepatan untuk memperoleh tambahan alokasi pasokan, termasuk LNG, agar dapat segera disalurkan kembali kepada pelanggan," tambah Fajriyah.
Gangguan Pasokan untuk Pelaku Industri
Kendala yang dialami Pertamina dan anak usahanya turut berdampak terhadap supply gas kepada pelaku industri. PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) mengumumkan tengah mengalami gangguan pasokan gas dari dua pemasok utamanya, PT Pertamina EP (PEP) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Meski demikian, perseroan menegaskan pasokan listrik kepada pelanggan industri tetap terjaga melalui langkah mitigasi yang telah dilakukan.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, manajemen menjelaskan gangguan ini berawal pada 5 Agustus 2025 akibat insiden dan penghentian operasi tak terencana di Stasiun Pengumpul Field Subang yang dioperasikan PEP. Kejadian tersebut berdampak pada penyaluran gas bumi ke seluruh pelanggan PEP di wilayah Jawa Bagian Barat, termasuk Cikarang Listrindo.
Selanjutnya, pada 10 Agustus 2025, perseroan menerima pemberitahuan resmi dari PGN mengenai penurunan tekanan pasokan gas. Kondisi ini kembali diperkuat pada 13 Agustus 2025, saat PGN melaporkan adanya tekanan kritis pada jaringan South Sumatera West Java (SSWJ) yang berpotensi memengaruhi pasokan ke pembangkit listrik perseroan.
“Sebagai langkah tanggap, perseroan segera memanfaatkan bahan bakar alternatif untuk memastikan kebutuhan energi pelanggan industri tetap terpenuhi tanpa gangguan, hingga pasokan gas dari PEP dan PGN kembali normal,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.