Liputan6.com, Yogyakarta - Sweet Sundae, UMKM binaan Bank Indonesia di Yogyakarta, kini ikut berperan dalam program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG).
Owner sekaligus Co-Founder Sweet Sundae, Yuki Rahmayanti, mengaku keterlibatan usahanya dalam program Makan Bergizi Gratis datang tanpa rencana.
"Awalnya tidak direncanakan. Tapi pihak MBG datang sendiri, banyak tamu datang sekitar Desember (2024)," kata Yuki saat ditemui di tempat produksi Sweet Sundae, di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jumat (22/8/2025).
Yuki bercerita sejak Februari 2025, Sweet Sundae resmi menyalurkan produk ke sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Proses kerja sama berlangsung cukup ketat, dimulai dari pengiriman Letter of Intent (LOI), balasan surat penawaran, hingga penandatanganan kontrak kerja sama lima tahun.
Dalam pelaksanaan, pihak Sweet Sundae menerapkan aturan pembayaran tunai. Yuki menyebut langkah ini diambil karena sempat mengalami kendala keuangan pada Februari lalu.
"Kami selektif, minta pembayaran cash (tidak tempo) karena sempat chaos Februari kemarin. Sekarang stabil," ujarnya.
Adapun rata-rata, Sweet Sundae memasok antara 3.000 hingga 3.600 porsi susu per SPPG setiap hari. Saat ini, lima SPPG telah bermitra di antaranya SPPG Magelang, Purworejo, Cilacap, dan Semarang, Pacitan dan pekan depan diperkirakan bertambah delapan lagi sehingga total mencapai 13 SPPG.
Produksi Susu dan Gelato
Yuki menyampaikan, terdapat dia produk andalan Sweet Sundae yang masuk ke program MBG yakni susu segar dan gelato. Ia menjelaskan, susu segar diprioritaskan untuk kebutuhan gizi anak, sementara gelato juga banyak diminati karena mendukung pariwisata.
Meski rasa susu yang dipasok plain tanpa tambahan rasa, kebutuhan tetap tinggi. Dari sisi produksi, kapasitas sangat fluktuatif, namun dalam sebulan bisa mencapai hampir 1 ton gelato.
Dari sisi omzet, gelato menyumbang sekitar Rp500 juta per bulan, sementara susu segar lebih besar, hampir Rp1 miliar. Pencapaian ini menjadikan program MBG sebagai peluang pasar yang signifikan bagi Sweet Sundae.
"Gelato, kurang lebih Rp500 juta. Susu, lebih besar, hampir Rp1 miliar," imbuhnya.
Persiapan Ekspor dan Tantangan Pasokan
Meski kini fokus pada MBG, Yuki menegaskan, rencana besar Sweet Sundae sebenarnya mengarah ke ekspor dan pasar Horeca (Hotel, Restoran, Cafe, Catering). Salah satu produk yang sedang dikembangkan adalah butter, dengan kapasitas produksi 500 kg hingga 1 ton per bulan.
"Sebenarnya MBG ini di luar perencanaan kami tahun kemarin, karena kami lebih ingin fokus persiapan ekspor dan Horeca (Hotel, Restoran, Cafe, Catering). Produk butter juga mulai naik, per bulan bisa produksi 500 kg–1 ton. Walaupun terlihat kecil, tapi 10 kg butter butuh 100 liter susu. Jadi, kalau 500 kg butter, bisa dihitung berapa pasokan susu yang dibutuhkan," jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Sweet Sundae memiliki pasokan dari berbagai sumber. Saat ini mereka mengelola 97 ekor sapi perah di farm sendiri, dan Oktober nanti akan menambah 52 ekor lagi dari Australia. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan koperasi dan peternak perorangan.
Sri Mulyani Pastikan RAPBN 2026 Fokus Biayai Program MBG hingga Perbaiki Sekolah
Sebelumnya, Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2026 akan diarahkan fokus pada pembiayaan program prioritas pemerintah dengan menjaga defisit fiskal.
Demikian arahan Prabowo Subianto yang disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, di Istana Kepresidenan seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/7/2025).
"Belanja difokuskan kepada program-program penting, kemudian defisit harus dijaga pada level yang baik,” ujar Sri Mulyani usai melapor kepada Presiden terkait finalisasi nota keuangan dan RAPBN yang akan disampaikan ke DPR pada 15 Agustus 2025
Sri Mulyani menuturkan, sejumlah program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, Koperasi Desa Merah Putih, Cek Kesehatan Gratis, perbaikan sekolah dan madrasah, serta pembangunan infrastruktur dan ketahanan pangan menjadi inti pembahasan bersama Presiden Prabowo Subianto.
Sektor Strategis
Pemerintah juga akan memperkuat belanja pada sektor-sektor strategis, termasuk pendidikan dasar dan menengah, digitalisasi sekolah, hingga pengembangan riset dan inovasi.
Prabowo menambahkan, defisit akan dijaga dalam batas yang sehat maksimal tiga persen, agar tetap memberi dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan menjaga kepercayaan pasar.
Presiden Prabowo juga memberikan arahan agar APBN tidak menjadi satu-satunya penopang pertumbuhan ekonomi.
Seiring hal itu, Menkeu Sri Mulyani mendorong reformasi regulasi agar diperkuat, sehingga mempermudah investasi, perdagangan, dan memperluas peran lembaga, seperti Danantara, dalam tata kelola aset negara.